Sabtu, 23 Juni 2012

Terima Kasih II


Tak ada kalimat pengantar dalam tulisanku hari ini, aku hanya ingin bercerita tentang kebaikan seorang sales padaku. Sales yang tak telah menolongku dari rasa khawatir dan sales yang tak sempat kutanyakan namanya. Sore itu Rabu 20 Juli 2012, sekitar pukul 16.00 aku masioh sibuk mengutak atik motorku yang entah kenapa tidak mau hidup. Setelah menyerah aku putuskan untuk membawanya ke Bengkel. Setelah dilakukan check up ala montir, akhirnya lahirlah sebuah konklusi. Motor saya didiagnosa bermasalah pada karburatornya, sehingga saya putuskan untuk melakukan service ringan. Proses pembersihan karburator berjalan cukup lama, tapi saya isi waktu menunggu tersebut dengan berbincang dengan salah satu pengurus lembaga yang kebetulan bermasalah juga dengan motornya.

Setelah menunggu cukup lama akhirnya motor saya selesai dikerjakan saat adzan magrib berkumandang di mesjid dekat bengkel tersebut. Secara kasat mata sih, hasilnya lumayan memuaskan. Aku pun bergegas pulang setelah mengisi kampung tengah di salah satu warung favorit saya. Sudah mau bergegas menuju kampung halaman sekitar pukul 19.00, aku tiba-tiba diingatkan akan salah satu tugasku yang belum saya selesaikan sebagai  ketua di salah satu UKM di kampus saya. Akhirnya saya megundur jam kepulangan saya hingga sekitar pukul 20.15.

Setelah semua tugas telah saya selesaikan dan amanah telah saya amanahkan ke salah satu pengurus dalam lembaga kami, aku segera bergegas. Aku memacu motor kesayanganku malam itu dengan sedikit ngebut, yah aku terkadang harus zig-zag demi mengejar waktu. Tiba-tiba suara motorku berubah menjadi sedikit aneh, aku segera menepi. Tak beberapa lama motorku tak dapat menyala lagi, setelah aku cek ternyata montir di bengkel tadi lupa memasang selang oli samping yang terhubung ke  karburator. Hal tersebut memang terlihat sepele, namun efeknya sangat luar biasa. Mesin motorku tak bisa bekerja, aku mau buka tapi aku punya perkakas malam itu.

Aku mulai bingung tapi selalu kuimbangi dengan mencoba menenangkan diri dengan berpikir aku punya banyak teman kok. Tak lama berada dalam rasa bingung tiba-tiba seorang laki-laki yang seumuran dengan saya menyapaku seraya menyungginkan sebuah senyum penuh ikhlas. Ia menanyakan kenapa saya hanya mendorong motorku, aku ceitakan masalah yang terjadi dengan motor saya. Akhirnya ia menawarkan pertolongan untuk menemaniku mencari bengkel. Sesuatu yang sangat tak kusangka, ia dengan senyum ramahnya mendorong motor saya  dengan kakinya seraya mengendarai motor mionya. Aku kadang merasa tak enak hati karena sudah sekitar 2 Km kami berkeliling tapi tak jua menemukan bengkel. Aku memutuskan untuk singgah di salah satu tempat  tambal ban, yah hanya sekadar menghilangkan rasa tak enakku pada orang itu. Aku mengucapkan kata terima kasih untuk dia dan dia pun berlalu dengan sebuah senyuman.

Aku telah menduga tak mungkin orang di tempat tersebut dapat memperbaiki motorku. Aku malam itu mau menghubungi temanku untuk menjemputku, tapi tiba-tiba orang yang telah menolongku tadi kembali seraya menawarkan pertolongannya kembali. Katanya ia menemukan bengkel yang masih buka. Aku pun mengikuti arahannya dan betul saja ada salah satu bengkel yang masih buka. Setelah sampai di bengkel tersebut ia pun minta pamit karena ada urusan yang ia harus kerja. Aku tak dapat memberi apa-apa padanya malam itu, hanya ucapan terima kasih yang dapat aku berikan. Sebuah kesalahanku yaitu lupa menanyakan nama dan alamatnya supaya aku dapat membalas kebaikannya. Terima kasih saudara, semoga jika aku tak dapat membalas kebaikanmu semoga tuhan memberikan balasan yang setimpal atas keikhlasanmu dalam menolongku malam itu. semoga kita dapat bertemu di lain kesempatan. Amin

"Tulisan ini saya tulis agar pertolonganmu malam itu tak mudah untuk kulupakan saudara, semoga aku dapat bertemu denganmu lagi"

Terima Kasih



Tersesat alam pikir tanpa solusi
mengikut angin bagai daun yang jatuh
seketika kau datang memberi kompas bagiku malam itu
tanpa sebuah kalimat perkenalan

Aku telah menyerah pada nasib
seketika kau datang memberi semangat
aku tak percaya di dunia senista ini
masih ada jiwa sepertimu

Terima kasih atas peluh yang kau cucurkan untukku
terima kasih atas senyum yang kau sunggingkan
dan terima kasih atas pertolongan yang kau beri
sosok penolong yang tak butuh nama.

"Sepotong sajak ini untuk seorang salesman yang telah menolongku pada sebuah masalah, sayangnya aku lupa menanyakan identitas dari orang tersebut. Hanya ucapan terima kasih dan sesungging senyum yang sempat kuberikan padanya. Semoga Tuhan membalas kebaikanmu kawan."


Rabu, 20 Juni 2012

Ilalang di Padang Mawar

Malam ini aku akan kembali bercerita tentang todongan kata pada sesungging senyum di bibir pelangi senja. Kenapa malam datang kala rembulan belum siap untuk menyinari dunia dan kala lembayung masih betah di peraduannya. Pekat tak seharusnya datang mengusik jingga di horison barat dunia dan kala cicit burung masih mengalun indah di pohon durian depan rumahmu. Kenapa angin darat telah bertiup  kala aku belum mampu merangkai kata untukmu dan kututipkan padanya. Kuingin mengajakmu menikmati setiap lambaian ilalang yang tertiup angin. Namun imajiku terlampau tinggi, ada kata antara diantara nusa.

Hanya sebuah celotehan tak bermakna yang kutuliskan khusus untukmu yang kuharap dapat menemani kelopak matamu kala pekat malam datang menghampirimu. Kuharap kau mahfum atas semuanya, bacalah celotehan itu sehingga hadirku ada dalam imajimu mendekap erat tubuhmu yang dingin akan sepinya mentari. 

Angguk dua penguasa telah kita taklukkan meski mereka menganggap itu terlalu prematur untuk dapat dikatakan sebuah asterima. Aku memang terkadang terlalu posesif dalam imajiku tentangmu, ketahuilah bahwa angin tak pernah ingin kala ilalang seperti mawar untuk setiap kumbang yang singgah. Aku lebih menyukaimu menjadi ilalang di tengah padang mawar.

Tersadar pada jam kepulangan Cinderella pada dongeng masa lalu, kutupkan imaji tentang dirimu. Mencoba menyelami dirimu pada alam mati suriku. Ketemukan dirimu berbalut aurora kutub dengan selaksa cahaya indah di dirimu. Aku telah salah menpersefsi kau terlalu dangkal, kau adalah lingkaran pelangi tanpa ujung bukanlah lengkungan pelangi.

Kala imaji dan alam mimpi belum mampu menangkap indah sesungguhnya, kutitipkan setitik rindu pada bintang yang beralih. Kutitipkan hangat pada mentari di awal pagi dan kutitipkan sejuk pada angin malam. Tidurlah bersama mimpi indahmu, bersama pekat yang belum mapu kusibak untukmu.

_Aku memang terkadang terlalu posesif dalam imajiku tentangmu, ketahuilah bahwa angin tak pernah ingin kala ilalang seperti mawar untuk setiap kumbang yang singgah_

Sumber Gambar : http://ayipudin.files.wordpress.com/2011/12/ilalang.jpg

Senin, 18 Juni 2012

Metode atau Metodologi Penelitian?


Bayangkan ketika anda berposisi sebagai seorang peneliti dan mendapat sebuah pertanyaan "Apakah konformitas berpengaruh terhadap pengaruh konsumtif remaja?", tentu anda dapa menjawab "ya' atau "tidak". Tapi situasinya akan berbeda jika anda kemudian ditanya mengapa Konformitas berpengaruh terhadap pengaruh konsumtif remaja. Seorang masyarakat ilmiah dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan seperti contoh diatas harus mengumpulkan informasi, mengolah innformasi dan membuat kesimpulan atas informasi tersebut. Proses tersebu tentunya menggunakan Metodologi penelitian, metode penelitian, prosedur penelitian dan teknik penelitian. Keempat hal tersebut kadang dicapuradukkan oleh seorang peneliti, hal tersebut wajar jika melihat perbedaan antar keempatnya yang sangat tipis. 
Perbedaan antara keempat hal tersebut diatas bukanlah sebuah permasalahan besar, tapi sebagai seorang masyarakat ilmiah hal tersebut harus dijelaskan secara ilmiah. Pada tulisan kali ini saya akan membahas perbedaan antara metode penelitian dengan metodologi penelitian. Metode penelitian dan metodologi penelitian jika dilihat dari kata dasar ke dua hal tersebut terdiri dari dua kata dasar yang sama yaitu “metode  dan penelitian”. Menurut bahasa, metode sering diartikan cara. Dalam bahasa Arab, metode diartikan thariqah yang berarti langkah-langkah strategis mempersiapkan untuk melakukan suatu pekerjaan (Ramayulis dalam Yahya, 2004:155). Jika dipahami dari asal kata bahasa Inggris, yaitu method mempunyai pengertian yang lebih khusus, yakni cara yang tepat dan cepat dalam mengerjakan sesuatu. Karena secara etimologis metode diartikan sebagai cara yang paling tepat dan cepat, maka ukuran kerja suatu metode harus diperhitungkan secara ilmiah. Oleh karena itu, suatu metode senantiasa hasil eksperimen yang telah teruji. (Ahmad Tafsir dalam Yahya, 1996).

Hal tersebut seirama dengan pendapat yang dikemukakan oleh Dr. Ulber Silalahi, MA. dalam bukunya Metode Penelitian Sosial yang mengungkapkan bahwa metode merupkan cara yang teratur untuk mencapai suatu maksud yang diinginkan atau dapat diartikan sebagai cara mendekati, mengamati, dan menjelaskan tentang suatu gejala dengan menggunakan landasan teori. Dalam arti luas, metode penelitian merupakan cara dan prosedur yang sistematis dan terorganisir untuk menyelidiki suatu masalah tertentu dengan maksud mendapatkan informasi untuk digunakan sebagai solusi atas masalah tersebut (Silalahi; 12-13, 2009).

Dari ke dua pendapat diatas dapatlah disimpulkan bahwa metode adalah keseluruhan langkah ilmiah yang digunakan untuk menemukan sebuah solusi atas sebuah permasalahan yang terjadi.

Masih pada tahapan analisis etimologi atau kebahasaan, secara etimologi Penelitian adalah suatu proses pengumpulan dan analisis data yang dilakukan secara sistematis, untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu. Pengumpulan dan analisis data dilakukan secara ilmiah, baik bersifat kuantitatif maupun kualitatif, eksperimental maupun non eksperimental, interaktif maupun non interaktif (Nana Syaodih dalam Yahya, 2005:5). Penelitian adalah upaya yang sistematik untuk mencari jawaban atas suatu masalah (Sandjana dalam Yahya, 2006). Jawaban yang dicari tersebut bisa jawaban yang abstrak dan umum atau yang kongkret atau spesifik.

Penelitian jika dilihat dari segi kebahasaan merupakan terjemahan dari kata Research dalam bahasa Inggris yang dalam terjemahan bebas berarti "mencari kembali". Untuk melihat lebih jelas pengertian dari penelitian itu sendiri berikut akan say paparkan beberapa pendapat dari beberapa ahli yang berkomentar mengenai metode penelitian itu sendiri

  1. Hilway (1956) mengungkapkan bahwa penelitian tidak lain dari suatu metode studi yang dilakukan seseorang melalui penyelidikan yang hati-hati dan sempurna terhadap suatu masalah, sehimgga didapat pemecahan yang tepat terhadap masalah tersebut 
  2. Whitney (1960) mentakan bahwa penelitian merupakan suatu metode untuk menemukan kebenaran sehingga penelitian juga merupakan metode berpikir kritis.
  3. John (1949) Penelitian adalah suatu pencarian fakta menurut metode objektif yang jelas untuk menemukan hubungan antar fakta dan menghasulkan dalil atau hukum


Maka dengan demikian metode penelitian dapat dipahami sebagai tata cara bagaimana suatu penelitian dilaksanakan. Sementara itu, Sugiyono (dalam Yahya) mendefinisikan metode penelitian adalah cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Selanjutnya dalam pengertian yang luas, Sugiyono menjelaskan bahwa metode penelitian adalah cara-cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid, dengan tujuan dapat ditemukan, dikembangkan dan dibuktikan, suatu pengetahuan tertentu sehingga pada gilirannya dapat digunakan untuk memahami, memecahkan, dan mengantisipasi masalah. Dalam pengertian yang lain Nana Syaodih Sukmadinata (2005:52) mendefinisikan metode penelitian sebagai rangkaian cara atau kegiatan pelaksanaan penelitian yang didasari oleh asumsi-asumsi dasar, pandangan-pandangan filosofis dan idiologis, pertanyaan dan isu-isu yang dihadapi. (Yahya; 2012)

Sedangkan metodologi penelitian adalah secara kebahasaan berarti ilmu tentang metode. Metodologi penelitian adalah ilmu yang mempelajari cara yang digunakan untuk menyelidiki masalah yang memerlukan pemecahan. Metodologi penelitianj lebih menjelaskan mengapa metode penelitian ":A" yang digunakan untuk melakukan penelitian "B". Sehingga Dr. Ulber Silalahi MA. menyatakan bahwa: "Jika cara-cara bagaimana melakukan penelitian disebut sebagai metode penelitian, studi tentang metode penelitian dinamakan metodologi penelitian. Jika metode penelitian menyangkut cara yang dipergunakan untuk melakukan penelitian, metodologi penelitian mengandung pengertian mengenai penjelasan tentang alasan penggunaan cara untuk melakukan penelitian yang dipilih (Silalahi, 14; 2009)

Daftar Pustaka;

Nasir, Muhammad. 1983. Metode Penelitian. Bogor: Yudistira
Silalahi, Ulber. 2009. Metode Penelitian Sosial. Bandung: Refika Aditama
Yahya, Dede. 2012. Pengertian Metode Penelitian dan Jenis-jenis Penelitian (online). Diakses pada

Sumber Gambar : http://ardiardiansyah.files.wordpress.com/2011/12/smart-baby1-main_full.jpg

Tentang Dua April


Untuk sebuah nama yang lahir di awal April
ketahuilah, Aku sedih kala mendengar kau terbaring 15 hari
 melebihi sedihnya para kaum Katolik
kala Paus Yohanes Paulus dipanggil oleh tuhannya

Untuk sebuah nama yang lahir di awal April
Ketahuilah, Aku kagum padamu melebihi kagumku pada Hans Christian Andersen
 Pada revolusi Hari Membaca Anak Sedunianya

Untuk sebuah nama yang lahir di awal April
ketahuilah, Aku kagum padamu melebihi kagumku pada Jerman
 yang tetap kukuh melawan
meski Inggris, Francis dan Amerika bersekutu

Untuk sebuah nama yang lahir di awal April, 
Ketahuilah aku kagum padamu melebihi kagumku pada Argentina 
yang telah merebut Pulau Malvinas dari Inggris
yang telah mengklaimnya

Untuk sebuah nama yang lahir di awal April
ketahuilah, Aku bahagia telah menemukanmu melebihi bahagianya Ponce De Leon
kala menemukan Florida dalam pelayarannya

_Aku bahagia telah menemukan ilalang di tengah padang mawar_



Sabtu, 16 Juni 2012

Pygmalion di Kau

Pygmalion dan Patungnya (Google)
Sederet kata mengalun di pinggir bibir mereka sore itu. Mengusik, mencabik, dan menikam setiap daging dalam jasadku. Terlontar dengan mudah tanpa sebuah penapis, kala kebencian terpatri dalam hati. Tak ada sisi objektif dalam setiap kata mereka, pernahkah mereka melihat dari persfektifku? Yah sudahlah, toh akupun telah kenyang dengan celoteh tak bermakna. Ini bukan sajak kebencian tanpa dasar, ini hanya sebuah pengungkapan rasa lewat kata yang tak bisa kebendung. Aku ingin menjadi seperti Pygmalion dalam cerita Yunani Kuno.

Aku telah menemukan sosok Pygmalion dalam dirimu ***, sebuah cara pandang yang berbeda dengan cara pandang mereka. Memandang dari sebuah persfektif lain yang ternyata menggambarkan sebagai dirimu. Ingatkah engkau dengan cerita Pygmalion seorang pemahat yang sangat piawai dalam membuat patung. Tapi sebuah hal yang berbeda yang membuatnya dikenang, ia dikenal bukan karena kepiawaiannya dalam mebuat patung tapi karena cara berpikirnya.

Jika Pygmalion mampu berpikir positif ketika melihat lapangan becek, maka kamu mampu berpikir positif ketika melihat perumahan kumuh. Sebuah hal yang tak mungkin mampu aku berpikir ke sana. Jika Pygmalion mampu berpikir positif kalau semua orang meragu dan mengolok akan hasil karya patungnya yang menyerupai wanita asli yang kemudian ia rawat layaknya seorang istri, maka kau mampu berpikir akan mimpi dan komitmen yang tertanam. 

Seharusnya engkau mendengar cerita Pygmalion dan patungnya, cobalah dengarkan sejenak ***.  Cerita itu bermula kala Pygmalion membuat sebuah patung dengan perawakan sama persis seperti seorang wanita. Wajahnya dihiasi dengan sebuah senyuman dengan tubuh yang begitu menawan.

Setiap waktu Pygmalion merawat patung itu dan mengelusnya layaknya seorang istri. Ditatapnya mata patung itu hingga masuk ke dalam retina absurd yang hanya bisa ia resapi sendiri. Kawan-kawan Pygmalion margu atas sikap Pygmalion "Ah, sebagus-bagusnya patung, itu cuma patung, bukan istrimu".

"Tuhan bersama mimpi-mimpi para pemimpi" Dewa-dewa yang duduk di Gunung Olympus melihat sisi pemikiran Pygmalion, ia tak ingin mimpi Pygmalion terkubur lalu mereka mengubah patung itu menjadi seorang gadis yang sangat menawan. Pygmalion pun hidup berbahagia bersama istrinya yang konon katanya adalah wanita tercantik di Yunani saat itu.

Pygmalion pun kini dikenang, bukan karena kemahirannya membuat patung, bukan karena kecantikan istrinya tapi karena cara berpikir positifnya. Kuingin kau tetap berada pada orbit pikirmu dan aku pun akan masuk dalam orbit pikirmu.
_Tetaplah berada pada orbit pikirmu dan aku akan masuk dalam orbit pikirmu_

Jumat, 15 Juni 2012

Bloggers' Shout Out!

Hmmm,,, selamat sore dan salam blogger!

Kali ini aku akan share dikit, kali ini aku gak akan share tentang dunia penelitian, linguistik, sastra, maupun kisah-kisah hidupku. Aku akan share mengenai sebuah komunitas blogger yang kebetulan saya dapat waktu aku lagi asyk blogwalking and blogreading. Komunitasnya sangat menarik  bagi saya karena sangat sesuai dengan orientasi yang saya ingini selama ini, gak komersil serta punya misi sosial "Keren banget deh".

"Welcome to Bloggers' Shout Out!" Kalimat itu yang pertama aku dapati ketika membuka grup fan fage grup tersebut. Di bawah kalimat sambutan tersebut terdapat deskripsi singkat mengeni komunitas tersebut. Mau tahu deskripsinya baca saja deskripsi dibawah ini:

Bloggers' Shout Out! adalah sebuah organisasi sosial yang dibuat khusus bagi para Blogger Indonesia yang berdedikasi, berkualitas, dan ingin bercita-cita tinggi untuk memajukan bangsa. Wah, kalimat ini nih yang buat aku sangat tertarik banget bisa bergabung di komunitas ini. Komunitas ini sih sebenarnya masih sangat muda, untuk mapan dan matang kan memang butuh proses jadi saya yakin pasti komunitas ini nanti akan jadi besar. Bloggers' Shout Out! didirikan oleh Glen Tripollo pada tanggal 20 April 2012, dengan mengusung misi hebat utamanya, yaitu Blogger Campaign Project.

"There's no community in here, all Indonesian bloggers with high dedication will blended into one unity."


Kemudian timbul pertanyaan, apa sih yang dimaksud dengan Blogger Campaign?

Pengertian campaign yang diambil dalam pembentukan Bloggers' Shout Out! ini mirip dengan Advertising Campaign di mana pengertiannya adalah sebagaimana tercantum di dalam Wikipedia.org sebagai berikut:

"Advertising campaign is a series of advertisement messages that share a single idea and theme which make up an integrated marketing communication (IMC). Advertising campaigns appear in different media across a specific time frame."

Tapi, ada beberapa perbedaan yang mendasar antara Blogger Campaign yang merupakan Social Campaign dengan Adertising Campaign, yaitu :
1. Blogger Campaign tidak bertindak dengan tujuan mendapatkan uang (ini nih yang saya suka dari komunitas ini, gak komersil, jadi misi sosialnya pasti akan murni)
2. Blogger Campaign tidak bertindak dengan tujuan mempromosikan suatu produk tertentu, atau mendukung suatu hal yang berkenaan dengan masalah politik di dalam negeri (Ini nih yang saya maksud komunitas ini pasti gak bakalan dapat campur tangan politik).
3. Blogger Campaign menyampaikan aspirasi positif, ide baru, kreatifitas, dan lain-lain. Jadi, daripada meraup keuntungan, Blogger Campaign ini lebih punya tujuan untuk memperbaiki suatu pemikiran negatif pada umumnya menjadi lebih positif, dan juga memperluas wawasan para onliners di Indonesia (wah misinya keren banget yah, mengubah pemikiran negatif brow serta mempeluas wawasan para onliners. Bisa dapat pahala nih).
4. Media yang digunakan adalah sama. Yaitu, blog masing-masing peserta Blogger Campaign yang udah didaftarkan pada Bloggers' Shout Out! ini. Hanya saja model postingannya boleh berupa tulisan bebas, cerpen, puisi, artwork dan bahkan juga video. Yang penting sesuai dengan tema yang sedang diangkat (bisa jalin relasi dari komunitas ini nih, pasti akan banyak saran-saran untuk perbaikan tulisan ke depannya deh).

Gimana caranya bergabung? Yah tentulah kalian harus punya blog. Terus kalau ada pertanyaan baca saja di fan fagenya http://www.facebook.com/groups/224671920968060. Tertarik kan? Ya, iyalah pastinya! Saya saja tertarik. Semoga aja bulan ini aku udah jadi member. Doakan yah!



Mimpi

Tulisan aku hari ini mungkin agak berbeda dengan tulisan-tulisan sebelumnya. Aku terinspirasi untuk menulis ini karena membaca salah satu blog yang saya ikuti. Aku sebenarnya ingin menulis 100 mimpiku dalam blog ini, tapi kali ini aku hanya akan menulis dengan gambar lima buah mimpiku, semoga dapat cepat terkabul.

Ke Sidney adalah Salah Satu Mimpiku




Melanjutkan Studi S2 di Sini juga Mimpiku


Mendapat Beberapa Predikat juga Menjadi Mimpiku

Menginjakkan Kaki di Gunung Singgalang juga Mimpiku


Tinggal bersama keluarga di sebuah rumah yang nyaman adalah mimpi terbesarku


Itulah lima mimpi besarku diantara 100 mimpiku, mimpi kelimaku adalah mimpi terbesarku. Semoga semuanya dapat tercapai. Amin

_bemimpilah, karena dengan bermimpi anda telah merintis jalan menuju mimpi itu_

Kamis, 14 Juni 2012

Topeng

Senyum merekah semerbak antara senyum
bahagia terlihat dari lengkungan bibir dan alunan bahak
hati ingin ikut tersenyum atau sebaliknya
"bingungku dalam labirin pikirku"

menodong bibir pelangi dengan topeng kepalsuan
berpura dalam gelak bahak
mengaku nikmat diantara perih
menikmati sakit dalam gelak bahak

Topeng hitam melengkung ke bawah
meliuk hampa dalam cerita dusta
dusta yang kubuat sendiri bak drama
berpaling pongah pada nikmat utopis

Mencari ujung labirin drama dusta
tersesat tanpa sebuah orbit tentu
kembali menyisir hilir labirin
berharap keluar dengan senyum renyah

_Speechless and no coment for this_




Imaji Realis


Menatap asa lewat jendela
meratap sesal akan takjubmu
jangan kau coba cabik isi ronggaku
kan kau temukan sosokmu disana

Di pekat rindu aku menanti
mencoba mahfum atas lirihmu
serak laut memanggil rindu
yakin hati menembus horisonmu

Rongga imaji berubah realis
mendapat angguk dari dua penguasa
ragu berganti yakin
menanti sosokmu di kota tua

Empat puluh hari tepat hari ini
menanti engkau dalam batas realis
cepatlah berdiri dari pembaringanmu
bersama menatap asa lewat jendela

_empat puluh hari berada dalam alam imaji_


Rahasia Hati


Desiran darah beradu pacu
Menghembus nafas dari rongga
bercucur peluh dari jidat
mencoba tak jaim atas semuanya
mencoba jujur atas rahasia kenyataan

Getar bibir memulai kata
Jawab atas semua tanya mereka
Sosok rahasia yang bersenandung dalam hati
Tak peduli di mana muaranya

Getar bibir memandu rasa
malu dan ragu beradu dalam pekat
hati tertata menatap kerlip
mengalunkan melodi jujur pada rindu

Malu dan ragu beradu pacu
melawan getar bibir memulai kata
kata terlontar untuk sebuah rahasia
tak peduli dimana muaranya

Malu dan ragu hilanglah sudah
getar bibir merangkai kata
tersebutlah sosokmu dalam rahasia
rahasia pun tinggal rahasia

_Puisi untuk kejujuranku di Popsa malam itu, biarlah ia tetap menjadi rahasia bagi sebagian sosok_


Sumber Gambar : http://2.bp.blogspot.com/_Y99qBWVYa2g/TUn-3jOCqQI/AAAAAAAAAAM/lw-pfBnJvso/s1600/Kejujuran-hati-puisiku.jpg

Laskar Heroik

Sinar mentari masih terasa hangat pagi itu sedang para laskar-laskar heroik telah terbangun dari mimpinya dan mencoba mewujudkan mimpi itu. Rimbunan dedaunan di Gasebo Kampus Gunung Sari pagi itu merupakan Check Point para laskar heroik, berkumpul, membagi tugas, wilayah kekuasaan, dan strategi pemasaran layaknya membahas strategi perang. Tak seperti kisah-kisah heroik para pembuat film anak-anak di waktu aku kecil, ini adalah sebuah kisah nyata. Senjatanyapun bukan senjata yang dapat menyaka-nyala dan dapat meruntuhkan robot super canggih, senjatanya hanya dengan senyum dan rasa percaya diri yang membuncah dan pastinya tak lupa coklat dengan ikon "^-^" yang merupakan bahan jualan para laskar heroik pagi itu.

Setelah mengatur strategi perang waktu yang ditunggu pun telah tiba, para mutan yang mungkin tak layak kami sebut mutan keluar dari sarang mereka setelah bertempur dengan ujian angka-angka dan alfabet ala SNMPTN.  Senjata laskar heroik pun keluar, diawali dengan perkenalan seadanya membuat para mutan merasa nyaman dan terhipnotis dengan senyum dan rayuan ala laskar heroik "lima ribu ji dek, enak sekali coklatnya, kami doakan deh semoga lulus SNMPTN" kalimat itu sering terlontar sebagai senjata pamungkas. Reaksi, respon dan ekspresi berbeda pun bermunculan, ada membalas dengan senyuman manis, senyuman nyinyir, bahkan ekspresi ketakutan pun kadang terlihat. Tersebutlah Arief Pratama yang menjadi Rangers Merah hari itu, gombalan dan senyum renyahnya terbukti mampu meruntuhkan benteng keangkuhan dan ketakutan para mutan. Rahmat Hasan yang menjadi komando dari para laskar heroik itu pun tak kalah hebatnya, dengan wajah lugu ia mampu membuat salah satu Camaba memberikan dengan cuma-cuma uangnya, "dia kira aku pemalak kayaknya" pikir Rahmat dalam hati (kayak para normal saja saya yah). Tak ketinggalan pula Mudrikah yang sudah bintang lima yang punya self efikasi luar biasa tinggi, dengan senjata tersebut bahkan orang yang sedang asyk mengobrol pun akan luluh (apalagi kalau pasangan yang sedang pacaran). 

Tak akan ada senjata tanpa ada yang membuat senjata tersebut, kreator senjata para laskar heroik bahkan jauh lebih hebat dialah "Dya Puspita Sari" tak hanya membuat senjata ia pun turut menggunakan senjata tersebut meskipun kadang dengan wajah putihnya yang memerah karena menahan mental dan urat malu yang kadang harus terpotong. "Great" mungkin kata itu yang pantas untuk sosoknya. tak hanya sosok Dya, sosok Yusri pun tak kalah hebatnya, dengan segudang kemampuan ia mampu meberikan semangat kepada para laskar heroik pagi itu.snyum renyah pun menghiasi bibir Nurhusna pagi itu, menemani para laskar heroik lainnya dalam menyelesaikan misi pagi itu.

Sebuah tim tak akan utuh tanpa ada pembangkit semangat dan para pemberi motivasi, tersebutlah Khaerunnisa, St. Sarah Jacob, dan Nuraeni yang mendapat tugas tersebut, tugas yang sebenarnya tak perlu ada pembagian secara formal tetapi hanya berjalan secara alami. Sama halnya dengan teori kebutuhan, bahwa manusia butuh perhatian sama halnya dengan laskar heroik XV pasti butuh perhatian dari laskar heroik sebelumnya dan mereka hadir untuk itu. "Kalian hebat saudara"

"Kemarin kalian adalah sosok heroik, aku yakin hari ini pun begitu", setidaknya kalimat itu yang tertulis di akun salah satu jejaring sosial teranyar dekade ini. Hari kedua di Gasebo Gunung Sari, laskar heroik merubah formasi senjatapun bertambah dengan gantungan HP. Pagi itu laskar heroik bersama pasukan baru, mereka adalah Rahma Amma, Dumera Avlah Hanako, Waddah, Nurul Nisa Muhammad, Tolleng, Icha, Dian Din Astuti Mulia, Ryo de Lucas, Reski Auliah Syaf, Tuti Angel Daniel dan sampai ketua bidang pun harus turun tangan dialah Amiruddin, sosok yang selalu mendampingi laskar heroik XV dan tak lupa komandan mereka Rahmat Hasan yang tak pernah lepas untuk mengontrol pasukannya. Sama seperti hari sebelumnya, tapi kali ini aku tak akan banyak bercerita lewat kata karena aku akan bercerita dengan gambar.






Tak hanya sampai siang, malam pun kembali dilanjut, tapi kali ini lenih berbeda laskar heroik melancarkan misinya di Anjungan Pantai Losari. Misi kali ini diikuti oleh Nisa temannya Waddah yang ikut membantu kami menyelesaikan misi "Thanks Saudara", Karim, Mushdiqah, Dumera Avlah Hanako, Amiruddin, Misnariah Idrus, Waddah, Rahmat Hasan dan Orang Tua Kami "Kanda Rahmat Fajar Asis". Kali ini, mereka sukses besar melaksanakan misi, pukul 20.13 misi selesai dan itu hanya membutuhkan waktu satu jam lebih. "Amasing and Excellent"  kata itu yang ingin kuungkapkan pada kalian hari ini.

_Terima kasih telah memberi warna dan telah memberi harapan dan ekspektasi tinggi terhadap kalian saudara_

Rabu, 13 Juni 2012

Jujur atau Berani?

Kemarin malam mungkin bisa menjadi sebuah coretan penuh makna dalam diary kehidupan saya, malam dimana keakraban mulai terjalin kembali dan malam pengakuan efek dari permainan khas kami "jujur berani".  malam itu semilir angin taman benteng Fort Rotterdam begitu sejuk seakan ingin melelapkan mata para pecinta angin malam, para pencari kedamaian malam dan para pengagum bintang. Malam itu kami menikmati alunan lagu pengamen jalanan yang sebenarnya kami pun tak terlalu suka dengan lagu itu, tapi untuk menjaga perasaan mereka saya pun merogoh satu lembar uang seribuan dan menyerahkanya ke mereka. Malam pun bertambah larut, entah karena ide siapa kami memutuskan untuk pergi ke Happy Puppy, yah sekadar melepas penat setelah seharian beraktivitas. Kami hanya berjalan menuju tempat itu, kami seperti mahasiswa hedon malam itu. Sampai di tempat itu kami hanya terdiam menatap harga dan jumlah maksimal yang boleh masuk dalam ruangan karaoke, tertulis di meja itu Small maksimal 5 orang, price Rp 65.000. yah sudahlah jumlah kami kan 6 orang. Kami tak jadi karaokean, dengan wajah datar kami keluar dari ruangan administrasi tersebut.

Keluar dari ruangan tersebut kami menuju sebuah tempat makan yang aku pun baru pertama kali mendengar nama tempat tersebut "Popsa" begitu mereka menyebutnya, okelah aku ikut saja. Sebelum sampai aku singgah membeli jagung bakar, ada dua rasa manis dan pedas, "satu manis 3 pedas manis" begitu pesanan kami, dengan lincah penjual jagung bakar itu lansung menguliti jagungnya dan membarakan arangnya. Sambil menunggu jagungnya yang lain juga sibuk dengan menggendong anak balita penjual jagung tersebut. Tak begitu lama jagung bakarnya pun sudah jadi, kami pun melanjutkan perjalanan. "Tak ada foto sama saja dengan Hoaks" setidaknya itulah yang mebuat kami kembali memperlihatkan sisi-sisi Gifo kami, sisi yang mungkin kadang tak terlihat dibalik sikap cuek. kami pertamanya memilih untuk makan di lantai dua, tapi karena berbagai pertimbangan kami pun akhirnya memilih lantai satu saja dan memilih menghadap ke laut, menikmati desir ombak, sejuk angin malam, dan guyonan-guyonan khas kami.

Malam itu aku seperti biasanya memesan kopi hitam, minuman paforit saya. Entah sejak kapan aku suka sekali menyeruput kopi hitam, entah itu saat di depan laptop, di warung, di rumah maupun di kantin. Sambil menunggu pesanan kami, kami mengisi waktu dengan bermain permainan khas ala kami "Jujur Berani". Konsepnya sama seperti yang biasa diperlihatkan di TV, cuman bedanya kami tak memakai botol yang diputar. Kami menggunkan jempol, misalnya saya menyebut 3 maka ketika ada 3 jempol yang naik maka saya sudah aman. Siapa yang tak mendapat posisi aman hingga putaran terakhir maka dia akan disuruh memilih jujur atau berani. Dua buah pilihan yang sangat sulit, beratnya karena kalau memilih jujur maka pertanyaannya pasti mengarah ke masalah asmara dan jika memilih berani pasti suruhannya mengarah ke tantangan yang memutuskan urat malu.

Singkat cerita, putaran pertama selesai setelah saya berduet dengan Khaerunisa, salah seorang pengurus saya di lembaga tercibta kami, ia memilih pilihan berani. Akhirnya ia disuriuh untuk memakan sambal fast food yang sudah lebih dulu ia pesan.Tantangannya lumayan "mengerikan" kata mereka, yah kita harus berhati-hati. Putaran ke dua berlanjut sampai di suel maut saya pun belum menemui posisi aman, tapi akhirnya aku selamat setelah mengalahkan Abdul Karim (salah seorang anggota baru dari lembaga kami), ia memiliih jujur, pertanyaan-pertanyaan pun terlontar. Mulai dari pertanyaan tentang pandangan dia tentang lembaga hingga tentang hubungan asmaranya. Ronde ketiga berlanjut dan akhirnya Karim kembali terpilih, tak ada pilihan lain kecuali berani. Tantangan yang diberikan yaitu berkenlan dengan salah satu pelayan, dengan bibir pucat ia pun menuju pelayan wanita yang disuruhkan dan menagjak ia berkenalan. Sepulang melaksankan misi, terlihat keringat dingin membashi dahinya. Putaran keempat adalah putaran sial bagi saya, saya kahirnya harus memilih diantara dua pilihan berat tersebut. Saya memilih jujur pada saat itu. Satu pertanyaan yang agak lama baru bisa saya jawab "Bagaimana hubunganta dengan si ****?" aku jawab saja aku tak punya hubungan dengan dia. "Terus siapa padeng pacarta sekarang" tanya mereka lagi, berat rasanya saya harus menjawab pertanyaan itu, tapi mau tak mau harus dijawab karena ini konsekuensi permainan. Hmmmm *** jawab saya, siapa itu kak? tanya mereka heran dan dengan wajah penuh tanda tanya. Aku jelaskan seadanya tentang sosok "Bintang" itu. Akhirnya rahasia harus terbongkar malam itu. (Semoga engkau mengerti yah). Putaran selanjutnya berlanjut dan sama seperti putaran selanjutnya, cuman bedanya kali ini kami lebih ramai setelah tiga orang kakak kami Kak Asra, kak Dillah dan Kak Iyan datang menyusul. Hingga akhirnya Amma terpilih dan sama seperti saya sosok "Dendelion" akhirnya terbongkar dan ternyata "Dendelion" sama seperti sosok "Andromeda" bagiku. Sebuah hal yang tak kuduga sebelumnya.

Malam semakin larut, sementara diantara kami berenam ada tiga orang cewek. Kami pun memutuskan untuk pulang duluan, tapi tak afdal rasanya tanpa ada foto. Kami berpose depan tulisan "FORT ROTTERDAM". setelah puas dengan aksi foto-foto kami pun mengambil motor masing-masing dan berpisah entah di mana. Malam itu pasti akan tertulis dalam diary saya pikir saya  malam itu, dan akhirnya dapat kuwujudkan malam ini.


"Thanks for the Best Eksprience Tonight"




Senin, 11 Juni 2012

Yakinlah dalam Ragu Mereka

Aku, kau, dan mereka tak pernah percaya
mungkin ini memang aneh bagi kita dan mereka
tak ada yang mustahil dan semuanya pasti ada jalannya
tak salahkah jika aku mengutip sepenggal puisi
"Aku mencintaimu jauh sebelum takdir mempertemukan kita?"
aku yakin itu, bahwa Tuhan telah mempertemukan
dan mengikat kita dalam sebuah hubungan di lauhul mahfudz
mengikat kemudian memisahkan kita dan akhirnya mempertemukan kita lagi
maka tak aneh jika kita memiliki perasaan yang sama saat bertemu
saya yakin rasa kita tak berubah saat dimensi dulu dan dimensi sekarang

Mereka bisa saja meragu atas semua ini
tapi, yakinlah dalam ragumu
coba kau dengarkan bisikan dari deru angin yang berhembus
kau akan dapatkan tenang di sana
sama seperti ketika aku menatap bintang di pekat malam
kau pernah menjadi Rose untuk Jack
dan kaupun akan tetap menjadi Rose untuk Jack
Kau adalah Rose untuk Jack sepertiku

_Hmmm,,,, apa yah_

Ekspektasi dan Kenyataan

Menulis bukan hanya sekadar menuangkan apa yang terlintas di nalar kita. Menulis tak hanya sekadar permainan imajinasi semata. Menulis perlu perasaan, perasaan akan sangat berpengaruh dalam proses menulis. Entah apa sebenarnya yang membayangiku hampir satu minggu ini sehingga satu baris tulisan pun tak ada yang selesai? Pertanyaan yang sebenarnya tak perlu aku lontarkan pada diriku sendiri, karena mungkin hanya saya sendiri yang dapat menjawabnya. Ini berawal dari cerita dua terakhir dalam blog ini, kala rindu membuncah padamu di weekend di awal Juni ini. Aku ingat SMS terakhirmu malam itu, kau seakan menyembunyikan sesuatu padaku. Kau suka dikhawatirkan? mungkin? tapi aku yakin bukan itu yang kau inginkan saat itu, kau punya sebuah rahasia yang bagiku pun mungkin tak ingin kau bagi.  Kau mungkin tak ingin membuatku terlalu berpikir tentangmu, mungkin? Aku hanya mampu mengira-ngira semua itu. Aku menuliskan sebuah harapan di awal Juni agar tak ada Elegi di bulan ini, namun semua ekspektasi kecil itu akhirnya pudar bak hilangnya lembayung di jingga. 
Sumber Google

Sabtu malam 2 Juni 2012, 22.15 Wita di taman Benteng Fort Rotterdam sambil menengadah ke langit lepas, pikiran mengawang melewati batas visualisasi indrawi, ku baca setiap pesan yang kau kirim padaku mulai dari terbenamnya penguasa sembilan planet di angkuhnya samudera. Tak ada ikon senyum yang biasanya menghiasi setiap akhir pesanmu. Hanya nada kekecewaan yang kau utarakan sore itu, sebuah nada kekecewaan akan sesuatu yang telah diperjuangkan dan mestinya tetap diperjuangkan. Aku seharusnya ada saat kau berada pada titik nadir itu, mendekap tanganmu saat kau akan terjatuh dan  mengenggam jemarimu saat ragumu mulai hadir. Aku tahu kau bisa bangkit sendiri saat kau terjatuh, yah hal itu secara fisik tapi ada hal di luar hal fisik tersebut dan hal itu yang mungkin kau rasakan saat itu. Berhenti sejenak dari imajinasi dari persefsi semua itu, malam itu setelah positive thingking tentang dirimu yang tak bisa kuhubungi, aku memutuskan tuk menghubungi sahabat-sahabatku yang ternyata telah lebih dulu kembali ke rumah.

Jam di Telepon genggam Samsung warna putihku telah menunjukkan pukul 23.17 aku menyusuri jalan-jalan utama, malam itu tak begitu sepi, maklum malam minggu. Hingga akhirnya saya tiba di jalan Veteran jalanan ini biasanya ramai oleh para pembalap jalanan yang tak memiliki ruang untuk eksistensi diri, namu malam ini jalan itu terasa lengang. Entah karena apa aku belok kiri malam itu hingga musibah pertama saya alami [Tabrakan], tiba di ujung jalan aku baru sadar bahwa saya berada di tempat yang tak seharusnya. Dengan perasaan cemas karena bahan bakar motorku saat itu telah berada di ambang kritis dan ditambah lagi dengan preman-preman lorong yang bak algojo-algojo yang hampir saja memukulku waktu tabrakan tadi, kususuri kembali jalanan tersebut hingga aku tiba di ujung selatan pas di bundaran. Aku memilih jalan pintas lewat Mappaodang dan singkat cerita akupun tiba di rumah. Aku sempat merasakan rasa senang walau sakit terasa di dada, leher dan tangan karena tertimpa motor, rasa senang itu hanya karena sambutan dengan senyum hangat oleh teman-teman di rumah dan sedikit rasa perhatian melalui sebotol obat merah.

Aku tak bisa tidur malam itu, kubuka laptop dan seperti biasanya mencoba melihat berita terkini di beranda facebook, membuka mention dan timeline di twitter serta melihat komen terakhir di blogku. Tak ada yang istemewa, kubuka profil FBmu, tak ada pembaharuan darimu. Hanya sebuah tautan sesuai dengan bidang ilmumu saat ini dan sebuah tautan novel yang kukirim padamu "Kesatria, Putri dan Bintang Jatuh". Bosan dengan dunia maya, aku berpikir tuk mencoba menghubungi kembali, namun kau membalasnya dengan ucapan maaf aku lagi gak bisa nelfon. Yah sudahlah, mungkin kamu sedang sibuk pikirku malam itu. 

Tak ada lagi kata-kata yang kau anggap sebagai kata-kata cerewetmu pagi itu, menayakan makan, kabar, kegiatan dan lainnya. Hingga akhirnya kutemukan kabarmu dari teman saya, kau terbaring lemas di Rumah sakit saat ini. Kau pernah bilang sama aku, kalau terlalu capek biasanya akan jatuh sakit. Hanya doa dan harapan yang selalu terkirim untukmu, "Tuhan tak punya batas dengan makhluk-Nya" itu yang saya yakini. Transit venus yang sangat langka pun tak kau lihat, padahal kau sangat suka bintang. Kuhabiskan waktuku dengan aktivitasku, tapi ada satu yang hilang "Menulis". Aku tak pernah lagi menulis sejak kau sakit, tak tahu juga apa korelasinya, pasti tak ada orang yang bisa menjelaskannnya karena hanya aku yang tahu.

Juma'at memang adalah hari yang penuh berkah terlepas dari mitos-mitos mistik tak berdasar yang diyakini masyarakat, setidaknya hari itu kau terbangun dari tidur panjangmu. Syukurlah! Thanks God! Setidaknya aku akan mendengar celoteh panjangmu lagi, cerita-ceritamu, resep-resepmu #hehehe. Tersenyumlah, karena senyummu adalah inspirasi dan ekspektasiku :).

_Tulisan pertama setelah kerinduan panjang di awal Juni_

Selasa, 05 Juni 2012

Untuk Sky Watcher

Hitam tak selalau bermakna gelap
terang tak selalu berarti elok
hitam adalah kedalaman meyelami makna
dan dalam terang aku tak dapat menikmati indahmu

Setiap kerlipan memberi arti
arti bahwa ia masih ada
redup pun memberi arti

arti bahwa ia akan kembali terang

Bersinarlah kembali dalam redupmu sekarang

lentera musim akan membawamu pada ilalang
bintang, krupuk, ilalang, dan hujan menunggu hadirmu
kau tak akan terang tanpa pernah redup

Sabtu, 2 Juni 2012
23.48 Wita

Aku masih sempat mendengar suaramu
masih sempat membaca pesan singkatmu
suara yang memang agak berbeda
sayu

Rabu, 6 Juni 2012
05.38

Kuharap pada hari itu kau telah sadar
Kau kan suka Sky Watching
Kuharap kau dapat melihat Transit Venus subuh itu
kalaupun kau tak mam[u untuk itu
kuharap kita dapat melihatnya di angka 2117

_Doa untuk seorang Sky Watcher_





Senin, 04 Juni 2012

Berharap Bintang di Sini

Pernahkah anda merasakan dua perasaan yang sangat kontradiktif sekaligus dalam satu waktu? perasaan senang yang bercampur dengan sakit, yah seperti itulah yang kurasa di Sabtu malam 2 Juni 2012. Sore itu tepat pukul 17.00 aku bersama sahabat lama yang sebelumnya kujemput di rumahnya sedang menikmati indahnya senja di Losari. Sahabat lama yang dulunya pernah sangat akrab denganku dan pernah pula menghilang tanpa jejak. Entah angin apa beberapa hari yang lalu ia mengajakku untuk "ketemuan" lewat chat facebooknya, aku setuju untuk hal itu. Yah, sekalian mengikat kembali tali silaturahmi yang sempat terputus. Kami duduk berdua di tepian pantai sambil melihat lalu lalang para penjual minuman, cemilan dan juga para pengamen yang sibuk mencari nafkah yang kadang pula diselingi dengan pemerasan-pemerasan kecil. Matahari sore itu tak begitu menampakkan keelokaanya, wajahnya terhalangi oleh awan tipis di ufuk barat. Hanya jingganya yang menyembul di celah-celah kumpulan awan itu. 

Kami menikmati senja itu, menikmati setiap hembusan angin pantai, menikmati irama dari ombak yang pecah di pemecah ombak Losari dan menikmati lagu-lagu yang kadang fals dari para pengamen. Kami seakan dua sejoli yang lama tak dipertemukan, padahal "BUKAN", kami hanya dua orang sahabat akrab yang kembali lagi menyulam dan mengikat sulaman yang pernah kusut. Kami seakan kembali ke masa kanak-kanak, menikmati jingga dengan jajanan "gulali", jajanan yang sangat saya sukai waktu kecil dulu. Saat mentari seakan ingin tenggelam di ufuk barat, kami mencari suasana lain. Suasana yang lebih enak untuk berdiskusi, suasana yang lebih tenang dari para pengamen jalanan dan suasana yang lebih leluasa menikmati desir ombak.

Kami berjalan ke utara menuju  deretan gerobak-gerobak jajanan khas Makassar. Pisang Epe, sebelum aku memesan jajanan itu ia meminta aku untuk memesan yang original gak pakai cokelat, susu, atau keju. Dalam hati aku bertanya "kenapa?" tapi tak usahlah aku pertanyakan. Aku duduk di sampingnya menghadap matahari yang makin tenggelam dalam palung samudera, jingga yang kian berubah menjadi hitam dan Venus yang mulai terlihat di barat laut. Jasadku memang ada di Losari saat itu, ada bersama sahabatku tapi jiwaku terbang menerawang menembus pulau khayangan yang terlihat jelas di ujung mataku. Andai kau ada disini, pasti kau akan senang sekali menikmati pantai dengan jingganya dan menimati Venus kala jingga itu telah berganti pekat. Ah, sudahlah mungkin ada waktu untuk kami menikmati itu, yakin saja pada impian.

Kami bercerita banyak sore itu, bernostalgia dengan masa-masa dua tahun lalu, masa-masa belajar membuat karya tulis, dan masa-masa jahilnya kami para kelompok minoritas yang mengklaim diri sebagai kelompok "Berbeda dan Pembeda", walaupun pembeda itu hanya pada sebatas sifat kami dan sepotong tembakau. Ia mulai bercerita tentang laki-laki yang sekarang ia temani, ia bercerita seakan ia sangat percaya pada saya. Kami memang layaknya seorang saudara, tak ada rahasia diantara kami. Bahkan ia sempat bercerita tentang penyakitnya yang seharusnya orang lain tak mengetahui hal itu. Sambil menikmati Pisang Epe yang terasa gurih dan manis ia kemudian menyuruhku untuk bercerita tentang "Bintangku/cahayaku". Aku bercerita bahwa aku adalah laut yang selalu merindukan bintang, bintang yang bersinar terang walau dalam pekat dan bintang yang akan terus memebri asterima dalam lemabr-lembar diaryku. Ia bertanya tempat bintang itu, aku hanya bisa berkata "kamu hanya dapat melihatnya dari jauh dan mendengar setiap bisikannnya". Biarlah waktu yang akan menjawab semua pertanyaanmu. Ia hanya berkata semoga bintangmu tetap bercahaya dalam hatimu. Semoga, harapku!

Kembali menyusuri tepian pantai sambil menunggu adek-adek saya yang hari itu mau melakukan pengumpulan dana untuk Baksos kami, tak lama menunggu kami pun bertemu di hurup "R" dari tulisan besar "LOSARI". Menemani mereka menjajakan pisang cokelat buatan sendiri, meskipun kadang muka memerah karena menahan rasa gengsi sebagai seorang mahasiswa. Yah, ini merupakan pembelajaran mental, softskill dan kemandirian bagi kami. Tiba-tiba HP saya berdering "New Message", sebuah "SMS redup" terkirim darinya. Aku tak konsen melihat pengirimnya dan lantas membalas dengan seadanya ia pun kembali membalasnya dengan kata yang singkat "maksudnya?". Saya baru tersadar kalau SMS itu datangnya dari dia, kubalas lagi dengan deskripsi apa yang sedang saya kerjakan. Tak beberapa lama sahabat saya meminta untuk diantar pulang, yah saya harus mengantarnya pulang secepatnya. Aku pamit kepada adek-adek saya dan segera mengantar sahabatku itu, rumahnya tak begitu jauh hanya sekitar 20 Km dari Losari. 

Sekitar satu jam berselang saya sudah tiba di Losari, sejauh mata memandang tak kutemukan mereka. Tak mau berlama-lama, dengan bantuan HP aku tahu kalau mereka sekarang di Benteng Fort Rotterdam, aku menuju ke sana sesegera mungkin. Tak kusangka aku bertemu dengan rombongan lain yang ternyata tiba 30 menit setelah kepergianku. Aku berjalan bersama mereka, sesampainya disana dan setelah bertemu dengan rombongan sebelumnya kami mebagi diri agar lebih efektif dalam berjualan. Sialnya malam itu aku kehilangan mereka setelah aku menemani rombongan pertama yang kemudian memutuskan untuk ke Monumen Mandala. Aku tak bisa bersama mereka karena motor hanya ada satu dan motor saya jauh di parkiran Losari.

Aku berkeliling mencari rombongan pertama, lama berkeliling dan kaki pun sudah letih melangkah aku putuskan untuk beristirahat sejenak sambil mencoba menghubungi mereka. Sialnya tak ada jawaban yang memuaskan dua nomor tak aktif dan satu lagi gak diangkat-angkat. Yah, sudahlah aku putuskan untuk menlepon "bintang", tapi sayang ia lagi punya masalah dan tak dapatdiganggu dulu. Yah, aku maklum akan hal itu. Semoga aja masalahnya cepat selesai dan dapat kembali seperti dulu lagi.

Akhirnya saya memutuskan untuk pulang, saya berjalan kembali dari Benteng Fort Rotterdam ke Losari untuk mengambil motor saya. Singkat cerita saya menyusuri jalan-jalan yang sudah biasa saya susuri, pikiranku mengawang-ngawang "bagaimana kabarnya bintang di sana?". Tak tahu karena apa sampai di Jalan Veteran Selatan say lupa arah dan saya menuju Veteran Utara hingga tembus Jalan Bandang sialnya lagi saya harus tabrakan dengan dua oarang wanita yang mengendarai motor Mio malam itu. Aku tertindih setir motor di bagian dada dan tangan saya lecet sedikit. Aku tak terlalu memperdulikan luka itu, tapi tiba-tiba sekumpulan pemuda dan laki-laki paruh baya berkumpul dan seakan mengepung kami. Ada apa? tanya mereka. Tidak apa-apa, jawab kami kompak. Kami sudah berdamai sebenarnya tapi seorang laki-laki paruh baya dengan bau alkohol menyeruak dari mulutnya tak mau berterima, untung saja seorang laki-laki bertampan seram dengan tatto di sekujur tubuhnya datang dengan angkuhnya "Apa masalahmu kau kah?" sambil menunjuk laki-laki itu. Tidak ji, mereka ji tabrakan bukan saya, Kalau begitu jangan mako ikut campur. Kami akhirnya tinggal bertiga menyelesaikan masalah yang sebenarnya sudah selesai dari tadi. 

Setelah lolos dari masalah itu dengan sakit di tangan dan dada saya mencari jalan untuk pulang, saya mungkin dapat mengatakan saat itu aku tersesat. Tersesat di jalan yang sudah sangat biasa saya jalani, setelah bertanya dengan beberapa orang akhirnya aku dapat kembali pada pikiran jernih saya dan menemukan kembali arah utara dan selatan dan timur dan barat. Sampai di rumah aku membersihkan lukaku dan mengobatinya. Setelah tak terasa sakit lagi aku mencoba menghubungi "Bintang" lagi, jawabnya sama "ia masih sibuk".  Rasa bahagia karena dapat bertemu sahabat lama dan rasa sakit pada fisik dan kerinduan akan bintang.

_Elegi di Sabtu malam 2 Juni 2012_

"Coretan untuk mengungkap apa yang kurasa di Sabtu malam itu, semoga engkau dapat cepat bersinar lagi bintang"


Minggu, 03 Juni 2012

Cahaya Hati


Berpendar pudar dalam cahaya
karam dan hilang dalam palung maya
tersesat dalam labirin rasa
menerawang menembus dimensi masa

Engkau tak hilang dan tak pula lenyap
engkau hanya bermimpi dalam lelap
titik nadirmu takkan membuatmu kalap
Tetap menjadi Cirius sekalipun dalam gelap

Aku yakin akan tegarmu
tak perlu penjelasan dari bibirmu
cukup dengan kedewasaanmu

Kau bukan Orion dalam Bimasakti
Redup dan seakan mati
Kau adalah Cirius dalam pasti
Tetaplah bercahaya memberi cahaya hati

_Untuk sebuah bintang dalam diamnya_




Sabtu, 02 Juni 2012

Juni Tanpa Elegi

Sumber google
Hari itu entah angin apa
badai dan petir memang ada, tapi aku yakin bukan itu alasanmu
kau bertanya padaku di malam itu
kau bertanya tak seperti biasanya
kau bertanya tanpa sesungging senyum

Aku merasakan sebuah getaran dengan amplitudo lembut
menggetarkan senar harpa di dada
pertanyaan singkat penuh makna
"Kamu percaya jodoh di tangan Tuhan?"
pertanyaan itu terlontar bak sebuah peluru
sekejap, namun mampu menembus ruang tanpa dimensi

Saat itu aku tak tahu
apakah ini adalah langkah menuju sebuah kepastian
ataukah sebuah keraguan dalam melangkah
entah apa yang menggerakkan
aku mencoba meyakinkanmu
"Bermimpilah karena Tuhan akan membimbing kita menuju mimpi itu"
setidaknya itu pesan yang ingin kusampaikan padamu

Juni adalah bulan ketika aku harus mengubur masa laluku
masa lalu yang pernah memberikan goresan di diary
goresan yang kutulis dengan kehampaan
goresan yang tetap ada namun tak bermakna lagi
kau telah membuka lembaran baru di diary itu di awal Juni
kuharap tak akan kau tutup seperti layaknya cahaya bintang 
yang meski telah mati tapi tetap bersinar dan memberi sinar
tetaplah memberi warna, sinar, dan cerita.

_untuk sebuah nama yang tetap menjadi rahasia bagi mereka_




Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...