Jumat, 30 November 2012

Catatannya

Telah lama sekali aku tak menulis tentang kisah-kisahku, mungkin karena telah berakhir untuk sebuah senyum. Yah, anda dapat berpikir seperti itu. Semuanya mungkin memang telah berakhir, tak ada lagi ikon senyum yang datang setiap mentari menjemput gelap. Aku pun beranjak dari semuanya. Aku menyerah untuk itu. Aku pun menemukan sebuah kalimat dalam sebuah tulisan seorang "Adik" yang bercerita tentang cinta. Katanya seperti ini:

Tahukah anda arti cinta sejati yang sesungguhnya? sebenarnya itu adalah kehampaan. Kalaupun itu hanyalah sebuah kumpulan kata-kata tanpa makna. Inilah sebuah kalimat bijak tentang seorang yang telah dikhianati olehnya.

Aku ingin mengatakan bahwa cinta sejati bukanlah sebuah kehampaan ataukah hanya sebuah tawaran mimpi-mimpi belaka. Aku tak mengerti dan faham secara jelas tentang "Cinta", namun yang kuketahui tentang cinta adalah kebahagiaan, kasih sayang, memberi-menerima dan berbagi. Dia mengatakan itu adalah sebuah kalimta bijak, bagiku bukan. Aku mengatakan bahwa itu adalah sebuah fallacy dalam sebuah pendefinisian yang lahir dari sebuah proses over generalisasi. Bagiku sperti itu.

Ia pun melanjutkannya dengan untaian kata yang sefaham denganku, mungkin dari sini aku mulai mencoba untuk memahaminya bahwa ada sisi terang dibalik sisi gelapnya. Katanya seperti ini:

Walau begitu cinta bersifat relatif, seperti halnya sebuah sungai yang mengalir. Mencari lautan sebagai pelabuhan terakhir.
Dan sesungguhnya…
Cara terbaik dalam memaknai arti cinta adalah dengan memberi. Cinta tidak datang karena manusia saling menerima. Itu ada karena manusia pertama-tama saling memberi, dan akhirnya terbentuklah kata cinta.
Selain memberi, cinta juga memiliki arti di sisi tergelapnya, yaitu memaafkan. Sesungguhnya ini adalah hal yang paling sulit dilakukan oleh manusia ketika harus memberi maaf. Walau itu harus dilakukan..walau itu harus dimaknai.

Sungai akan mengalir ke lautan. Aku faham tentang hal itu, namun aku tak menganggap bahwa wanita adalah sungai dan laki-laki adalah lautan begitupun sebaliknya. Bagiku itu bukanlah sebuah perbandingan yang layak. Aku pun mulai mengerti tentang arti memberi dan menerima yang kau maksud sebenarnya. Cinta tak hanya terbatas pada wilayah itu, namun ada sisi lain yang mesti difahami yang tak bisa saya jelaskan. Maaf adalah hal yang paling sulit menurutmu, Yah, seperti itulah. Akupun berpikir seperti itu. Aku pun berpikir bahwa maaf tak hanya milik seseorang dan bukan pula kewajiban salah satu pihak. Namun pengertian akan hal tersebut mungkin akan membuatnya terasa mudah untuk diucapkan, namun bukan dalam artian dimudah-mudahkan.

Aku yakin kaupun meragu dengan kalimatmu ini:


Entahlah, yang pasti. Sebagai seorang pria idaman wanita memaafkan setiap kesalahan wanita adalah sebuah tugas dan bukan sebuah hak . Yang perlu kita lakukan sebagai pria adalah cukup membuat cinta sejati terukir di hati paling dalam dan terdingin. Kemudian menunggu dan terus menunggu untuk ditemukan.

Aku katakan kau meragu karena aku yakin bahwa kaupun fahami bahwa rasa pengertian dan perhatian adalah hal yang sangat dibutuhkan, namun akankah hal tersebt hanya menjadi tugas dari sebelah pihak. Akankah jauh lebih indah jika hal tersebut saling difahami? Aku yakin tak akan ada pertengkaran jika itu ada diantara rasa ego yang seringkali hadir dalam hati.

Sebuah pertanyaan yang pernah timbul dibenakku pun kini dipertanyakan. Katanya seperti ini:

Anda tidak percaya cinta sejati?
Itu hal murni karena memang mungkin selama hidup anda tidak pernah menyadarinya. Sesungguhnya cinta semacam itu ada, ada pada setiap sisik di hati anda, ada disetiap mimpi anda dan ada di setiap imaginasi anda.

Aku ingin menjawab bahwa aku percaya dan aku ingin menjawab bukan dengan kata tapi sebuah kepastian, bukan sebuah mimpi dan bukan pula imajinasi.


Catatan pengantar kejenuhan di Sore ini 
 

Kamis, 15 November 2012

"Mooi" Sebuah Nama

Ah, sudahlah aku sudah lelah bermimpi untuk meraihmu kembali. Aku mengatakan bahwa itu hanya mimpi karena kau telah pergi. Kau memang telah pergi, mungkin karena aku dan pasti karena aku. Aku tak menyalahkanmu atas semua kesalahfahaman ini. It's Ok, aku yang salah. Tulisan-tulisan jika kau anggap adalah diriku, maka anggaplah seperti itu. Aku tak bisa menjelaskan semuanya dengan kondisi seperti sekarang ini. Jalani kesibukanmu dan kujalani pula kesibukanku. Aku yang tak pernah memberi ruang untuk kau beri penjelasan padaku atau aku yang tak pernah terbuka padamu. Yah, aku sadari itu. Sepekan lebih aku bergelut dengan sekelumit permasalahan dan kesibukan yang sangat menguras waktu dan pikiran. Aku tak melupakanmu saat itu hanya saja ada hal yang tak bisa saya bagi bersamamu.

Sudahlah, toh kita bersama pernah terbang dan akhirnya kita pun jatuh bersama kembali. Aku pun menulis ini dengan sebuah ketakjelasan entah kau baca nantinya atau tidak. Aku hanya ingin mengatakan "Good Luck for You and Thanks for All". Miss U "Mooi".

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...