Selasa, 06 Mei 2014

Peperangan dalam Serebrum

Hay kegalauan dalam lipatan serebrumku! Bagaimana kabarmu hari ini? Masihkah kau betah bersembunyi di lipatan-lipatan tak jelas itu? Aku ingin menuliskan ultimatum atau mungkin bisa kusebut sebuah referendum agar kau segera bermigrasi dan mencari lipatan lain yang mungkin lebih nyaman untukmu. Aku sudah mengusirmu kemarin malam dengan mengasapimu "Tar dan Nicotine" namun kau masih enggan untuk beranjak, tadi pagipun aku mengusirmu dengan menyiramkanmu "Cafeine" tapi kau pun masih betah, apakah perlu saya mengasapimu dengan "Cannabis Sativa" atau mungkin menenggelamkanmu dalam getah opium? Semoga saja tidak, karena kutahu kau akan sedikit legowo dan segera beranjak pergi. 

Aku hanya punya satu bilik dalam otakku, tak ada kamar untuk tamu yang tak diundang seperti kau "galau". Aku ingin mengisinya dengan "Cinta". Bilik itu aku akan hias dengan bingkai-bingkai foto kenanganku, dan akan kusimpan di balkonnya pot-pot bunga kasih sayang, lampu-lampu warna-warni namun dengan suasana temaram akan saya gantung di bagian atas langit-langit bilik itu. dan aku pun tak akan pernah lupa mengalirkan dopamin ke kolam tepat di depan tempat tidur. Hahaha, aku kira aku telah gila dalam orgasme airmataku. 

Aku sudah tak waras, tapi kali ini bukan karena aku kehilangan hipotalamus, nigra substantia dan daerah tegmental ventral. Aku masih punya mereka, hanya saja mereka telah kalah dalam sebuah perang tanpa senjata dan tanpa sebuah usaha diplomasi. Aku salah telah membiarkan hifofisis dengan leluasa menyerangku dengan prolaktinnya.  Ah, mungkin aku terlalu banyak membaca buku fantasi hingga aku tak sadar telah masuk dalam praktek sains yang tak bisa kujelaskan pula.



Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...