Ku melawan sifat jaimku, menghantam semua idealisme, karakter, dan sifat dasarku hanya untuk sebuah kata. Kata yang sangat susah terucap meski selalu tersirat. Aku tahu bahwa kau butuh sebuah pernyataan yang dapat meyakinkanmu tentang apa yang selama ini selalu tersirat lewat sikapku padamu. Aku tak membenci kata itu dan aku tak takut dengan konsekuensi logis ketika kata itu terucap. Hanya saja aku dulu merasa bahwa kata itu tak semestinya terucap jika hanya untuk membuatmu merasa senang, bukankah berlian indah karena ia langka. Bukankah itu...