Tampilkan postingan dengan label Penelitian. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Penelitian. Tampilkan semua postingan

Senin, 18 Juni 2012

Metode atau Metodologi Penelitian?


Bayangkan ketika anda berposisi sebagai seorang peneliti dan mendapat sebuah pertanyaan "Apakah konformitas berpengaruh terhadap pengaruh konsumtif remaja?", tentu anda dapa menjawab "ya' atau "tidak". Tapi situasinya akan berbeda jika anda kemudian ditanya mengapa Konformitas berpengaruh terhadap pengaruh konsumtif remaja. Seorang masyarakat ilmiah dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan seperti contoh diatas harus mengumpulkan informasi, mengolah innformasi dan membuat kesimpulan atas informasi tersebut. Proses tersebu tentunya menggunakan Metodologi penelitian, metode penelitian, prosedur penelitian dan teknik penelitian. Keempat hal tersebut kadang dicapuradukkan oleh seorang peneliti, hal tersebut wajar jika melihat perbedaan antar keempatnya yang sangat tipis. 
Perbedaan antara keempat hal tersebut diatas bukanlah sebuah permasalahan besar, tapi sebagai seorang masyarakat ilmiah hal tersebut harus dijelaskan secara ilmiah. Pada tulisan kali ini saya akan membahas perbedaan antara metode penelitian dengan metodologi penelitian. Metode penelitian dan metodologi penelitian jika dilihat dari kata dasar ke dua hal tersebut terdiri dari dua kata dasar yang sama yaitu “metode  dan penelitian”. Menurut bahasa, metode sering diartikan cara. Dalam bahasa Arab, metode diartikan thariqah yang berarti langkah-langkah strategis mempersiapkan untuk melakukan suatu pekerjaan (Ramayulis dalam Yahya, 2004:155). Jika dipahami dari asal kata bahasa Inggris, yaitu method mempunyai pengertian yang lebih khusus, yakni cara yang tepat dan cepat dalam mengerjakan sesuatu. Karena secara etimologis metode diartikan sebagai cara yang paling tepat dan cepat, maka ukuran kerja suatu metode harus diperhitungkan secara ilmiah. Oleh karena itu, suatu metode senantiasa hasil eksperimen yang telah teruji. (Ahmad Tafsir dalam Yahya, 1996).

Hal tersebut seirama dengan pendapat yang dikemukakan oleh Dr. Ulber Silalahi, MA. dalam bukunya Metode Penelitian Sosial yang mengungkapkan bahwa metode merupkan cara yang teratur untuk mencapai suatu maksud yang diinginkan atau dapat diartikan sebagai cara mendekati, mengamati, dan menjelaskan tentang suatu gejala dengan menggunakan landasan teori. Dalam arti luas, metode penelitian merupakan cara dan prosedur yang sistematis dan terorganisir untuk menyelidiki suatu masalah tertentu dengan maksud mendapatkan informasi untuk digunakan sebagai solusi atas masalah tersebut (Silalahi; 12-13, 2009).

Dari ke dua pendapat diatas dapatlah disimpulkan bahwa metode adalah keseluruhan langkah ilmiah yang digunakan untuk menemukan sebuah solusi atas sebuah permasalahan yang terjadi.

Masih pada tahapan analisis etimologi atau kebahasaan, secara etimologi Penelitian adalah suatu proses pengumpulan dan analisis data yang dilakukan secara sistematis, untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu. Pengumpulan dan analisis data dilakukan secara ilmiah, baik bersifat kuantitatif maupun kualitatif, eksperimental maupun non eksperimental, interaktif maupun non interaktif (Nana Syaodih dalam Yahya, 2005:5). Penelitian adalah upaya yang sistematik untuk mencari jawaban atas suatu masalah (Sandjana dalam Yahya, 2006). Jawaban yang dicari tersebut bisa jawaban yang abstrak dan umum atau yang kongkret atau spesifik.

Penelitian jika dilihat dari segi kebahasaan merupakan terjemahan dari kata Research dalam bahasa Inggris yang dalam terjemahan bebas berarti "mencari kembali". Untuk melihat lebih jelas pengertian dari penelitian itu sendiri berikut akan say paparkan beberapa pendapat dari beberapa ahli yang berkomentar mengenai metode penelitian itu sendiri

  1. Hilway (1956) mengungkapkan bahwa penelitian tidak lain dari suatu metode studi yang dilakukan seseorang melalui penyelidikan yang hati-hati dan sempurna terhadap suatu masalah, sehimgga didapat pemecahan yang tepat terhadap masalah tersebut 
  2. Whitney (1960) mentakan bahwa penelitian merupakan suatu metode untuk menemukan kebenaran sehingga penelitian juga merupakan metode berpikir kritis.
  3. John (1949) Penelitian adalah suatu pencarian fakta menurut metode objektif yang jelas untuk menemukan hubungan antar fakta dan menghasulkan dalil atau hukum


Maka dengan demikian metode penelitian dapat dipahami sebagai tata cara bagaimana suatu penelitian dilaksanakan. Sementara itu, Sugiyono (dalam Yahya) mendefinisikan metode penelitian adalah cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Selanjutnya dalam pengertian yang luas, Sugiyono menjelaskan bahwa metode penelitian adalah cara-cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid, dengan tujuan dapat ditemukan, dikembangkan dan dibuktikan, suatu pengetahuan tertentu sehingga pada gilirannya dapat digunakan untuk memahami, memecahkan, dan mengantisipasi masalah. Dalam pengertian yang lain Nana Syaodih Sukmadinata (2005:52) mendefinisikan metode penelitian sebagai rangkaian cara atau kegiatan pelaksanaan penelitian yang didasari oleh asumsi-asumsi dasar, pandangan-pandangan filosofis dan idiologis, pertanyaan dan isu-isu yang dihadapi. (Yahya; 2012)

Sedangkan metodologi penelitian adalah secara kebahasaan berarti ilmu tentang metode. Metodologi penelitian adalah ilmu yang mempelajari cara yang digunakan untuk menyelidiki masalah yang memerlukan pemecahan. Metodologi penelitianj lebih menjelaskan mengapa metode penelitian ":A" yang digunakan untuk melakukan penelitian "B". Sehingga Dr. Ulber Silalahi MA. menyatakan bahwa: "Jika cara-cara bagaimana melakukan penelitian disebut sebagai metode penelitian, studi tentang metode penelitian dinamakan metodologi penelitian. Jika metode penelitian menyangkut cara yang dipergunakan untuk melakukan penelitian, metodologi penelitian mengandung pengertian mengenai penjelasan tentang alasan penggunaan cara untuk melakukan penelitian yang dipilih (Silalahi, 14; 2009)

Daftar Pustaka;

Nasir, Muhammad. 1983. Metode Penelitian. Bogor: Yudistira
Silalahi, Ulber. 2009. Metode Penelitian Sosial. Bandung: Refika Aditama
Yahya, Dede. 2012. Pengertian Metode Penelitian dan Jenis-jenis Penelitian (online). Diakses pada

Sumber Gambar : http://ardiardiansyah.files.wordpress.com/2011/12/smart-baby1-main_full.jpg

Senin, 23 Januari 2012

Ciri-ciri Penelitian Kualitatif


Setiap sesuatu pasti memiliki karakteristik atau ciri-ciri yang membedakannya dengan objek lain, begitupun dengan penelitian kualitatif. Sebenarnya jika diamati ciri-ciri ini juga yang perlu dipahami agar dapat membedakan antara penelitian kualitatif dengan penelitian lainnya. Ada beberapa cirri penelitian kualitatif yang menonjol yang saya rangkum dari berbagai sumber dan dari berbagai persfektif, sebagai berikut:

  1. Data pada penelitian kualitatif lebih berupa kata-kata, frasa, gambar, ataupun simbol daripada angka-angka
  2. Teori yang digunakan bertujuan untuk memahami, menggambarkan atau bahkan menemukan bukan untuk mengetes, menguji atau menguatkan teori lain.
  3. Tidak ada modifikasi tempat/setting atau dengan kata lain data yang dikumpulkan dalam kondisi asli atau natural setting
  4. Peneliti bertindak sebagi instrument penelitian dan bertugas mengumpulkan dan mengolah data tersebut dengan cara wawancara dan analisis data.
  5. Judul dapat berubah setelah turun lapangan, karena judul ditentukan oleh mekanisme dan meklanisme dapat berubah karena perubahan objek di lapangan.

Minggu, 22 Januari 2012

Sejarah Penelitian Kualitatif

Kemarin telah berbicara mengenai pengertian penelitian kualitatif. Sekarang saya mencoba menuangkan pikiran saya dalam hal historis atau sejarah penelitian kualitatif itu sendiri. Sebelum melangkah terlalu jauh perlu diketahui terlebih dahulu  fase-fase sejarah dari penelitian kualitatif yang ditulis oleh Denzin dan Lincoln (dalam Santana:2010). Denzin dan Lincoln membagi fase sejarah riset menjadi Sembilan fase, yaitu sebagi berikut:

1.      Fase Traditional (1900-1950) atau sering disebut sebagai fase heroik, yaitu fase bagi pekerja lapangan mengaitkan amatannya ke dalam kerangka realisme sosial, positivisme, dan objektivisme. Positivisme sendiri dalam faham ini diartikan sebagai sebuah faham yang meyakini bahwa realitas sosial sebagai fenomena yang tetap, abadi dan tidak berubah, Kalangan ini lebih menekankan pada kepercayaan tentang keteraturan dan pola interaksi manusia dengan yang lainnya. Selain itu kelompok pada fase ini juga menganggap bahwa antara sang pengamat dan objek yang diamati harus terpisah dan tak berhubungan agar menjaga objektivitas dalam pengamatan.
2.      Fase Modernist atau golden age (1950-1970), fase ini merupakan kelanjutan dari fase tradisional yang telah mengalami pengembangan. Pengembangan tersebut terlihat pada sudut pandang para peneliti yang mengembangkan gagasan-gagasan emansipatoris ke dalam berbagai wacana subjek-riset. Pada Fase ini juga mengungkap mengenai struktur kritik sosial dengan menggunakan pandangan positivisme dan postpositivism.
3.      Fase Blurred Genres (1970-1986), yaitu fase ketiga dalam sejarah perkembangan penelitian kualitatif. Fase ini diwarnai dengan  pendekatan naturalism, postpositivism dan constructivism.  Pada fase ini terjadi perubahan besar dalam ruang lingkup, orientasi dan paradigma penelitian, para periset kualitatif mulai menjadi sensitif pada kerja politik dan etik mereka. Pada fase ini para peneliti telah berusaha untuk meninggalkan dan menghentikan keleluasaan mereka dalam menampilkan penafsiran subjektif, dan menghasilkan multiperspektif ‘thick descriptions’ melalui genre kesastraan.

Sabtu, 21 Januari 2012

Pengertian Penelitian Kualitatif

Ada dua aliran besar dalam dunia penelitian sosial yaitu, penelitian kualitatif dan penelitian kuantitatif. Kedua aliran ini selalu menjadi bahan perdebatan dalam diskusi-diskusi di kelas maupun dalam dunia organisasi penelitian. Bagi peneliti yang menggunakan metode penelitian kuantitatif timbul anggapan bahwa penelitian yang paling benar adalah penelitian yang menggunakan statistik dan angka-angka dalam menganalisis data yang telah diperoleh. Hal tersebut kemudia ditentang oleh pemuja penelitian kualitatif dengan dasar bahwa dalam penelitian sosial, yang menjadi objek penelitian adalah manusia yang sifat dan karakternya cenderung berubah-rubah sehingga tak mungkin diungkap dengan angka-angka, sehingga perlu pendeskripsian secara jelas.
Ada perbedaan mendasar antara penelitian kualitatif dan penelitian kuantitatif. Perbedaan tersebut bias dilihat dari segi struktur penulisannya, metode penelitian maupun tujuan dari penelitian kedua genre penelitian tersebut. Berdasarkan struktur penulisan contohnya dalam penelitian kualitatif tidak terdapat hipotesis sedangkan dalam penelitian kuantitatif ada, hal tersebut karena objek dari penelitian kualitatif adalah kondisi sosial yang cenderung berubah-rubah. Sedangkan pada tujuan penelitian, penelitian kualitatif lebih mengutamakan esensi dari fenomena atau kejadian yang diteliti, sedangkan kualitatif lebih mengutamakan frekuensi atau kuantitas dari objek penelitian. Selain itu hasil dari penelitian kualitatif lebih menekankan pada pengembangan dan penemuan teori-teori baru sedangkan penelitian kuantitatif lebih kepada membuktikan sebuah teori tau menguatkan teori yang telah ada. Untuk memahami lebih lanjut mengenai penelitian kualitatif, maka perlu dipahami terlebih dahulu pengertian penelitian kualitatif dari para ahli sebagai berikut:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...