Jumat, 25 Mei 2012

Arti Perpisahan dan Rindu dalam Elong Ugi

Sengeka Golla na usengeki kaluku, Na to' sirampe ri mannenungeng.
Narekko massarakki bajae sangadie, napoleiki uddani congaki ribitarae tosiduppa mata ri ketengnge
Rekko pale meloki missengngi karebaku, takkutanangngi pasekku ri anging labu kessoe
Engkatu bunga-bunga sitakke utanengakki, narekko makellei, daunna tabolorangmanika kasi na'saba wae mata
Sarekoammengngi engka mancaji passengereng pallawa uddani.

Sumber Google
Mungkin bagi sebagian blogger tak pernah mendengar pesan dalam bahasa Bugis tersebut, tetapi sangat miris rasanya jika seorang yang mengaku dirinya orang bugis tapi tak tahu ungkapan tersebut. Mungkin sudah tergerus oleh budaya K-Pop yah? Mungkin! Tapi, kali ini saya tak akan membahas degradasi nilai budaya daerah oleh kerasnya arus globalisasi, saya akan membahas apa sih makna yang terkandung dalam pesan tersebut.

Sejak zaman dahulu, orang Bugis dikenal sebagai suku yang halus dalam mengungkapkan kata-kata atau istilah bugisnya "alusu ada", sehingga dalam mengungkapkan segala sesuatunya selalu memilih diksi yang paling tepat, bahkan pelompatan imajinasi tak hanya satu kali dalam pengungkapannya. Dalam puisi bugis kadang menggunakan lompatan pemikiran atau lompatan imajinasi dua hingga tiga kali untuk mengetahui pesan yang ingin disampaikan oleh penyair. Dalam prosesi melamarpun kadang digunakan puisi atau dalam bahasa bugis dikenal sebagai elong untuk mengetahui apakah lamarannya diterima atau tidak. Ungkapan yang dipilih tak lansung mengena kepada objek atau tujuan pembicaraan, tetapi sehalus mungkin menyinggung kepekaan rasa yang dimiliki petutur.

Sama halnya dengan pesan diatas yang merupakan sebuah pesan seorang lelaki kepada kekasihnya, pesan yang sangat dalam jika kita mampu untuk memaknainya. Sebuah pesan yang tak hanya menggambarkan perasaan secara gamblang, tetapi melalui proses pengimajinasian yang cukup dalam. Dalam proses pemaknaannya nanti, kita akan melihatnya dari dua sisi yaitu sisi kebahasaan dan sisi maksud. Saya akan membahasnya secara gamblang, meskipun ini hanya bersifat objektif dan paradigmatik.

Sengeka Golla na usengeki kaluku, Na to' sirampe ri mannenungeng.

Dalam pengartian bebas baris tersebut berarti:
Senge dalam arti bahasa bugis artinya ingat, tetapi dalam puisi ini berarti beri. Sehingga arti baris pertama yaitu. Beri saya gula dan akan saya beri kelapa, sehingga kita akan saling mengingat dalam keabadian. Secara maknawi baris tersebut bermakna jika engkau memberikan saya kebaikan maka saya akan balas dengan kebaikan. Secara empirik dalam bugis ada yang namanya kue bedda yang bahan dasarnya dari kelapa dan gula. Jadi baris tersebut juga bermakna aku akan memberi apa yang engkau butuh sehingga lahir sebuah kombinasi yang apik diantara kita. Na to' sirampe ri mannenungeng berarti kita akan saling mengingat dalam keabadian, ini merupakan efek dari sikap saling memberi antara orang yang saling dikasihi yang termaktub pada kalimat sebelumnya. 

Narekko massarakki bajae sangadie, napoleiki uddani congaki ribitarae tosiduppa mata ri ketengnge

"Jika kita berpisah esok atau lusa, tiba-tiba rindu itu datang maka tengoklah langit di malam hari dan temukan tatapanku di bulan" Ini merupakan metafora sang penyair yang mencoba menenangkan kekasihnya jika nantinya mereka berpisah. Ia mencoba meyakinkan jika kekasihnya merindukannya maka cukup dengan  menatap bulan yang bersinar di langit malam maka kau akan menemukan aku di sana.

Rekko pale meloki missengngi karebaku, takkutanangngi pasekku ri anging labu kessoe

"Jika kau memang ingin tahu kabarku, maka bertanyalah pada anging senja yang membawa pesanku padamu" Angin senja atau angin malam di kalangan masyarakat bugis memiliki unsur mistik. Entah itu hanya mitos atau apa, tetapi hal tersebut telah dipercaya secara turun temurun. Bahkan orang hamil juga dilarang keluar jika magrib, karena mereka takut jika angin malam membawa roh-roh jahat dan mengganggu janin dalam kandungan wanita tersebut. Tetapi dalam elong tersebut ia meyakini bahwa angin malam mampu menyampaikan pesan kepada orang yang terkasih, sehingga jika ia ingin mengetahui kabar kekasihnya maka cukuplah dengan bertanya tentang pesan yang ia titip pada angin malam.

Engkatu bunga-bunga sitakke utanengakki, narekko makellei, daunna tabolorangmanika kasi na'saba wae mata
Sarekoammengngi engka mancaji passengereng pallawa uddani.

Larik terakhir adalah bait yang sangat memunculkan sisi elegi dalam elong ini. Larik ini berarti "Ada setangkai bunga yang saya tanam untukmu, jika daunnya layu, maka siramlah ia dengan air matamu, agar dapat menjadi pengingat dan pelepas rindu" Kalau saya melihatnya secara keseluruhan maka larik ini bersinggungan dengan larik berikutnya, hal ini sesuai dengan pendekatan yang diteorikan oleh Bram dan Ferdinand De Sausurre yaitu pendekatan objektif. Larik ini mengandung makna jika kabarku tak baik maka bunga yang kutanam untukmu akan layu, tangisilah dan doakanlah supaya dapat menjadi pengingat dana pelepas rindu. Sang kekasih menitip sebuah tanda kepada kekasihnya jika naninya dalam jauhnya ia mendapat susah, maka bunga itu akan layu sehingga ia berharap didoakan dalam tangis oleh kekasihnya.

Secara komprehensif puisi atau elong ini merupakan pengungkapan rasa kasih sayang dan takut kehilangan orang yang ia sayangi, dan jika nantinya mereka berpisah mereka berharap akan saling mengingat dengan   cara mereka. Metafora bulan, bunga, angin malam, dan langit merupakan metafora penyampai pesan. 


Sebuah kajian yang hanya mencoba memahami arti rindu seorang kekasih yang berada jauh di seberang. Bintang, angin malam, bulan dan langit merupakan medium untuk mensketsa rindu bagi mereka.





5 komentar:

he he he mantap jadi maringerrangga rikammponku kwodong

Reply Comment

Kunjugan perdana lansung folow ditunggu folow banknya

Reply Comment

@Hasbi Htc : Terima kasih sureng-sureng, narekko maddaniki ri kampongnge tauta bawangni ketengnge ri labu kessoe, hehehe

@info sehat : Terima kasih

Reply Comment

Merilaaleng laddek sedding oeddiku bacai ukita

Reply Comment

Tolong artikan kata kata lagu dlam bunga sitakke pak

Reply Comment
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...