Jumat, 01 Juli 2011

Selamat datang Mall dan selamat Tinggal pasar Tradisional

Kebakaran Pasar Sentral
Mungkin masih sangat jelas di ingatan kita sebagai masyarakat Sulawesi Selatan kebakaran pasar Butung yang merupakan  pusat grosir terbesar di Indonesia timur. Sekitar 400 los/kios ludes dimakan si jago merah dengan kerugian diperkirakan mencapai puluhan miliar rupiah. Pasar Butung bisa diakses dari empat jalan berbeda masing-masing: Jl Tentara Pelajar, Jl Sulawesi, Jl Kalimantan, dan Jl Butung. kebakaran tersebut berpengaruh signifikan terhadap jalur distribusi barang utamanya barang berupa pakaian. hal tersebut tentu ada yang dirugikan utamanya pedagang dan tentu pula ada pihak yang omzetnya meningkat karena bencana kebakaran tersebut.

Belum sempat hilang ingatan tersebut, Selasa (28/6/2011). kejadian serupa terjadi di Pasar Sentral Makassar atau sering pula disebut sebagai Makassar Mall. Pasar berkonstruk semimodern tersebut habis dilalap si jago merah, entah karena human error, bencana atau mungkin saja karena ada unsur kesengajaan. pasar tersebut dulunya merupakan tempat alternatif bagi masyrakat untuk mencari barang-barang berupa pakaian, perlengkapan rumah tangga atau segala jenis kebutuhan rumah tangga dengan harga murah. sistem di pasar ini masih sangat tradisional, yaitu barang masih bisa ditawar oleh pembeli, sehingga bisa menyesuaikan barang yang ia beli dengan kondisi keuangannya.
Dilihat dari sejarahnya, sentral dulu bernama Pasar China. Maklum, lokasinya berdampingan dengan kawasan permukiman dan bisnis etnis China. Saat HM Daeng Patompo menjabat Wali Kota (1965-1978), ia memindahkan sentral dari Jalan Lombok ke Jalan Irian. Arealnya pun diperluas sekaligus namanya diubah jadi Pasar Sentral.
Semua mikrolet yang beroperasi di Makassar bermuara ke sentral. Tiap jalur mikrolet yang menuju sentral pasti melewati pasar-pasar besar lain. Tidak bisa dipungkiri jika sentral titik pusat bisnis. Sentral yang hiruk-pikuk adalah nadi perdagangan Makassar. 
sepuluh tahun kemudian atau bahkan satu tahun kemudian sejarah tesrebut mungkin hanya bisa untuk dikenang saja. karena belajar dari kasus kebakaran pasar butung pada pertengahan Desember tahun lalu, Butung kini tiggal kenangan. para pedagang dari pasar Butung berlomba-lomba hijrah ke pasar Segar yang baru dibuka. hal ini mungkin akan terjadi bagi para pedagang di pasar sentrala Makassar, hal tersebut telah terlihat indikasinya yaitu akan dibangunnya pasar darurat untuk para pedagang. jika, para pedagang sudah bisa menerima hal ini maka berakhirlah sejarah panjang dari pasar Sentral dan selamat datang Pasar Modern, Toko Modern dan Mall-mall. Makassar akan ditahsbikan sebagai Kota seribu mall.

1 komentar:

Semoga pasar tradisionl tidk terlupakn dgn hadirnya Mall/toko modern.

Selamt brkarya kak..,


visit http://wawank-wawank.blogspot.com/

Reply Comment
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...