Belum selesai pertengkaran mengenai batas teritorial negara, klaim atas daerah perbatasan, bertambah pula klaim atas budaya asli Indonesia oleh negara lain. Aku sebenarnya tak tahu apakah hal ini adalah sebuah kebenaran dari realitas ataukah hanya sebuah ajang dari media untuk meningkatkan tranding, peran elit politik untuk mengubur isu korupsi, peran negara ketiga untuk mengadu domba setiap negara serumpun atau mungkin saja sebuah kesalahpahaman karena komunikasi yang tak berjalan dengan baik. Isu tersebut kemudian dikonsumsi mentah-mentah oleh masyarakat, yah masyarakat kan dominan memakai pemahaman literal meraka dibanding pemahaman kritis mereka. Jadi, wajar saja kalau Indonesia seperti sebuah layar yang setia mengikuti arah mata angin.
Dibalik semua itu akupun tak setuju jika dalam sebuah hubungan bilateral sebuah negara masih ada yang namanya pengklaiman atas budaya sebuah negara. Negara yang mengklaim dan negara yang diklaim budayanya sama-sama tak akan mendapat keuntungan yang setimpal dengan kerugian atas tindakan tersebut. Negara yang mengklaim budaya negara lain kalau saya melihatnya tak ubahnya bagai sebuah negara tanpa sebuah identitas, ataukah sama seperti seekor rusa tanpa tanduk, harimau tanpa belang atau gajah tanpa gading. Adakah yang mau seperti itu? Semoga tak ada.Negara serumpun memang rentang akan isu pencurian budaya, karena mau tidak mau atau suka tidak suka mereka dilahirkan dengan rumpun yang sama yang otomatis memiliki kemiripan karakter baik dari segi fisik maupun budaya sekalipun.
Aku justru memakai logika terbalikku untuk melihat permasalahan tersebut, sebelumnya masyarakat tak pernah menghargai atau setidaknya mengenal budaya mereka sebelum diklaim oleh negara lain. Contohya, masyarakat kita jarang sekali yang mengenal Reog Ponorogo sebelum diklaim, tetapi setelah diklaim "wah" kecintaan mereka meningkat, menggebu atau mungkin bisa disebut fanatik posessif. Kecintaan masyarakat terhadap budaya yang diklaim tak hanya pada budaya dan warisan-warisan yang lumayan besar memiliki nama seperti batik, tari pendet, wayang kulit dan sebagainya tetapi juga pada masakan seperti Rendang Padang. Masyrakat baru tersadar bahwa budaya mereka ternyata bernilai dan memiliki nilai di mata orang lain atau bahkan negara lain padahal mereka tak pernah menghargai budaya tersebut.
Aku tak hanya sekadar berapologi pada tulisan ini, aku melihatnya memang baru secara kasat mata. Pengamatan tersebut tentunya tak jauh dari penghargaan masyarakat di sekitar saya mengenai budaya kami (masyarakat Sulsel). Daerah saya khususnya terdapat sebuah kebudayaan yang merupakan warisan dari orang-orang terdahulu kami atau lebih lazim disebut nenek moyang. Budaya tersebut adalah budaya yang sangat identi dengan komunitas bissu. Upacara adat mappalili, maggiri, dan lain sebagainya adalah upacara adat yang dulunya memilki nama besar pada zaman kerajaan. Hal tersebut tak berlaku lagi untuk saat ini. Hal tersebut dikarenakan oleh adanya pergeseran nilai oleh masyarakat bahkan oleh pucuk pimpinan di setiap daerah. Masyarakat lebih mencintai budaya daerah lain atau bahkan negara lain dibandingkan dengan budaya mereka sendiri, sehingga lahirlah cap "Pecinta Korea" bagi para remaja yang asyk sekali mengikuti gaya negara mode tersebut.
Teriakan-teriakan JANGAN CURI budaya kami hanyalah sekadar teriakan tanpa sebuah efek jika tak dimulai dengan sikap mencintai dan melestarikan budaya. Mulailah untuk melihat ke dalam kemudian menginterpretasi keluar sehingga lahir sebuah introspeksi dan tak hanya sebuah ego dan pemikiran naif yang melahirkan kebencian tak berdasar. Jagalah, lestarikanlah, dan cintailah jika kamu tak mau kehilangan. (Hal tersebut kan sama dengan prinsip antara sepasang kekasih "Jika kau tak menjaga wanitamu maka yakinlah orang lain akan merebutnya darimu" hehehe)
45 komentar:
WAW jaga seperti menjaga wanitamu ....
Reply Commentlike this ..
Cowok kan kalo masalah menjaga pacar tuh protektif banget, eh masalah budaya kok disepelehin. Kan bagusnya klo sejalan. hehehe
Reply Commentwaduh tega bener!
Reply Commentmengubur kasus korupsi dengan menuduh tetangga berulah!!
bingung deh,
permasalahannya semakin RUWET!!
hidup berdampingan itu sangat susah,
apalagi kalo sang tetangga jahil!!!
itu hanya sebatas analisa dangkal dari seorang yang melihat sebuah permasalahan tidak dari satu sisi saja. Sebab media sekarang dah menjadi sesuatu yang sangat berpengaruh tuk membawa dan mengarahkan bangsa ini mau kemana. Semua kejadian bisa dikaitkan satu sama lain atas berbagai dasar dan landasan.
Reply Commentiya bener, kita harus mencintai budaya kita dulu baru berteriak "jangan curi budaya kami".
Reply CommentYah,,, itu sebuah kwajiban bagi kita. Sebuah pikiran naif kalau tidak mau dicuri tapi tak mau juga dijaga dan mencintai.
Reply Commentsepakat bro, zaman sekarang lebih terkenala budaya korea, harajuku atau budaya barat, sementara budaya asli kita , hilang entah kemana. baru tau ternyata di sulsel ada upacara mappali dan manggili, apaan tuh? shering2 dunk
Reply CommentUpacara adat tersebut dilakukan saat masa panen sebagai wujud rasa syukur atas hasil yang didapat. Upacara tersebut dulunya berlansung selama 40 hari 40 malam dan diantaranya terdapat acara maggiri yaitu acara yang dilakukan oleh para bissu dengan menusuk dirinya dengan badik dan benda tajam lainnya sambil menghetak-hentakkan tubuhnya ke tanah atau panggung.
Reply Commentpasti ada provokatornya bang
Reply Commentsebenarnya memang ada hikmahnya negara tetangga berusaha mengklaim kebudayaan kita, jadi kita bisa lebih aware, lebih care terhadap kebudayaan kita sendiri...
Reply CommentKayaknya sih begitu,,,, negara yang meng-Cap dirinya negara Adi daya. hehehe
Reply Comment@kang Harjo,,, iya betul banget. Kita kan punya sifat baru sadar akan nilai sebuah objek ketika telah dicuri atau diklaim oleh orang lain. hehehe
Reply Commentalhamdulillah gue meneriakkan "jangan curi budaya kami" dan gue benar2 menjaga budaya daerah gue, gue selalu ikut serta dalam ajang kegiatan budaya.
Reply Commentmeskipun kadang jadi panitia atau sekedar penonton :D
@8ball, keren tuh sob, tak hanya sekadar berteriak, tetapi ada aksi nyata. Kalau istilah aku sih"kerja nyata tak hanya kerka kata"
Reply CommentSudahkah kita semua peduli terhadap budaya kita? :) Semangat hai kalian generasi muda! :D
Reply Commentkadang,kita emang suka lupa kalo sebagai generasi muda,kita punya tanggung jawab buat jaga itu semua.. :)
Reply Commentbiar gak dicuri lagi, kt sebagai anak muda harus pinter2 melestarikan semua budaya di negara ini. tp faktanya itu sangat susyaaaahh :(
Reply Comment@Glen Tripollo: pertanyaan yang sangat simpel dan sangat mudah untuk menjawabnya tapi akan sangat susah untuk diperrtanggungjawabkan.
Reply Comment@Septi Ika Lestari: Sesuatu apabila telah disayangi dan dicintai pasti akan senantiasa diingat terus.
Reply Comment@Irvina, susah tapi tak mustahil kan. Thanks yah atas kunjungannya semua. dan Salam blogger.
Reply Commentwe are agen of change for Indonesia :)
Reply Commentmulailah dari diri sendiri, menanamkan niat bahwa kita cinta Indonesia ..
Kerennnn..
Reply Commentpostingan yang lain dari pada yang lain.
yang lain pada memperkenalkan budaya masing-masing agar di kenal oleh semua orang, tapi disini lebih menekankan tentang kebenaran.
@dian Novita: Niat dari hati, ikrar dari lisan dan sikap dari perbuatan. Mencintai budaya itu sama seperti mencintai seorang gadis yang senantiasa dijaga dan tak ingin orang lain memilikinya.
Reply Comment@Hafsari, Thanks yah sob. aku hanya mencoba mengungkap kegelisahan dari benak saya yang tak hanya sekadar mengkonsumsi produk "Komunikasi Massa" saja. Thanks atas pujiannya sob. Salam Blogger.
Reply Comment"Pecinta Korea" ..
Reply Commentsatu jenis dengan Pecinta BB / GB..
kalo ditanya apa saya udah menjaga dan melestarikan budaya sendiri?
saya sendiri belum yakin
gue sepakat banget bang ...
Reply Commentkenapa harus teriak pencuri kalo kita sendiri tidak pernah peduli dengan apa yang kita miliki..
lagipula , kita sendiri saja sama sekali tidak tahu bentuk dalamnya apa yang kita miliki..
mereka yang teriak "pencuri" pada kasus tari tor tor ..
gue yakin mereka gak bisa buat nari tor tor :)
Semangat-semangat ! Untuk melestarikan budaya kita, bisa memasang banner blog asli Indonesia atau template batik yang kereeen cyiin :D
Reply Commentsaya setuju dngn anda sob
Reply Commentjangn hanya teriakan saja, tpi lakukan untuk melindungi budaya kita. :D
Berarti kita akan menumbuhkan rasa cinta pada budaya kita~
Reply CommentSenang ada yang setuju dan sependapat.
Reply CommentYa gitulah, gak ada yang peduli budaya sendiri sampai diklaim
kalau di surabaya sih ludruk
tapi arek surboyo dewe lebih seneng nonton Ske*** ama FTV, cuapek deh
kita harus budayakan cinta budaya sendiri jangan produk orang lain yang kita curi kayak memakai rok mini dan sbgnya dah
Reply Commentsemangat untuk meneruskan kebudayaan bangsa.
Reply Comment"jangan curi budaya kami"
@Laini Laitu: Mencintai budaya tak mesti sepanatik tak mau memakai produksi LN. Karena sama saja kan kalau kita menyiksa diri kalau tak mau memakai produk LN. hehehe
Reply Comment@Edotz Herjunot: Iya sob,,, kalau rumahnya gak mau kecurian yah pintunya tutup dong kalau perlu pakai pengaman ganda deh, kalau pacarnya gak mau diambil orang yah jaga dong. iya kan.
Reply CommentIya aku juga bingung apa sih keuntungan mereka main klaim-klaim begitu. hehehe
Fadhli Abdurrahman: kayaknya keren deh idenya itu sob,,,Cari template batik deh,,,,
Reply Commentkaryakuumy: Kalau merk rokok sebeleh sih bilangnya "Talk Less Do More" tapi kok merk rokok saya malah bilang "enjoy Saja". hehehe
Reply CommentRetno Dwi Lestari; yah sebuah konklusi yang sangat tepat
Reply Commentredbike92: penegn deh nonton ludruk sob, ntar kalau aku ke Surabaya temani aku nonton Ludruk yah. hehehe
Reply Commentbang opicks: Kalau cewek yang pakai rok mini sih gak apa-apa, apalagi kalau ceweknya cantik dan manis, tapi kalau cowok. ihhh,,,,,!!! Saraf kayaknya.
Reply Commentayusari: Semangat 45 yu.........!!!!!
Reply Commentblognya bagus sekali salam kenal sesama blogger angin mamiri
Reply CommentOh, iya terima kasih kawan. Baru belajar main blog kok. Salam Kenal.
Reply Commentemang apa sih pentingnya suatu budaya?
Reply Commentmohon pncerahannya
setuju banget gan :)
Reply Commentcintai budaya kita mulai dari diri sendiri, kemudian ajak orang2 terdekat untuk mulai menyukainya. jika satu orang bisa melakukan itu niscaya semua warga negara termasuk yag ngurusin NEGARA ini akan mencintainya. ga sekedar ngurusin partai...
Reply CommentPosting Komentar