Kamis, 21 Februari 2013

Mooi dan Hujan

Alunan lembut lagu-lagu lawas kini menemaniku siang ini, tak ada yang istimewa sih dari semua itu. Hanya sekadar pengusik rasa kebosananku sendiri di ruangan yang cukup lapang ini. Ruangan sekitar 7x4 meter dengan pencahayaan dan pendingin ruangan yang terbilang cukup bagus. Lagu-lagu itu mengalun dengan bebasnya dari Black Berry warna putih di sebelahku, hingga tiba pada satu lagu yang membuatku mengingat sebuah nama dan membangkitkan kenanganku beberapa waktu yang lalu "Mooi". Lagu Ethiopia "Hujan" yang ternyata mampu menembus alam bawa sadarku dan membawaku pada alam fantasi yang cukup dalam.

Hujan bagiku dan bagi kamu mungkin tak hanya berarti rintik air yang turun dari langit. Hujan memiliki banyak arti bagi kita. Entah itu sebagai sebuah kenangan maupun hanya sebatas objek yang sama-sama kita sukai. Hujan adalah sebuah siklus madya dari proses panjang perjalanan air. Bolehkah aku memaknainya bahwa kita sebenarnya sama halnya dengan rintik hujan. Rintik hujan yang menguap dari laut dan tak tahu akan jatuh ke mana dan akan bertemu dengan siapa. Jarak bukanlah alasan bagi sang rintik untuk bertemu dengan rintik yang lain, toh mereka akan bertemu di laut juga nantinya. Seperti itu pulalah kita, dipertemukan secara tak sengaja oleh waktu. Menyatukan rasa layaknya gaya adhesi pada air, dan harus terpisah pula layaknya percabangan sungai. Kita pun kembali bertemu dengan gaya adhesi yang lebih kuat, mencoba memberi warna melalui bias pelangi. Kita pun berani menantang matahari, melipat keangkuhan jarak dan waktu untuk memberi warna pada pelangi kita dan membentuk rasi bintang kita dengan asterima yang kita bangun bersama.

Di antara warna pelangi itu pernah kita selipkan mimpi untuk hidup bersama dalam sebuah rumah bernuansa hijau, halaman yang ditumbuhi tanaman hijau, dan juga balkon yang dengan bebasnya kita dapat menikmati panorama malam melalui teropong bintang di balkon itu. Kita pun hanya tersenyum-senyum kala membayangkan hal itu, serasa kita telah mengalahkan sang waktu, melompati dimensi yang membatasi kita. Maka biarkanlah mimpi itu berada pada lipatan dimensi jarak dan waktu yang suatu saat nanti kita sibak bersama.

0 komentar:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...