Kamis, 27 Juni 2013

Pertemuan Rasa


Apakah sakit dapat terobati dengan begitu cepat? Ataukah hanya diriku yang terlalu tak tahu diri datang padamu mencoba mengetuk pintumu yang dulunya pernah aku robek? Apakah pintumu masih kau buka sedang aku telah pernah membuka pintu yang lain? Mengapa kau masih menyimpan semua tentangku sedang sebagian tentangmu telah pernah aku lupa? Mungkin aku harus mengais-ngais kembali semuanya tentangmu. Itu hanya persefsiku saja. Bukankah aku terlalu naif untuk berkata bahwa kau masih punya rasa. Aku terlalu arogan untuk itu sedang pastinya ada di kamu.

Kau masih terlihat sama seperti dulu, sama seperti pertemuan awal kita di bulan kelahiranmu di kotaku. Hanya saja kali ini aku yang lebih cerewet darimu, kau lebih sering diam dengan sunggiman senyuman di bibirmu sebagai bentuk respon minimal dari setiap pernyataan, tanya dan permintaan yang terlontar dariku. Hmmm, malam ini aku ingin bercerita tentang hari kemarin. tentang pertemuan singkat kita. Sahabat Lintas Pulau itulah kita, kembalilah seperti itu. Menjadi asing bagiku dan bagimu untuk waktu yang singkat. Ada selaksa rasa senang ketika melihatmu dalam keadaan sehat dibarengi dengan sesungging senyuman manis dari dirimu. Ah, bahasaku menjadi lebay yah hehehe. Tak apalah, toh ini pertemuan pertama kita sejak setahun yang lalu. Pasti banyak yang berubah di antara kita. Namun, satu yang tak berubah darimu yaitu setiap katamu yang masih saja kucatat dalam memori jangka pendekku yang kemudian akan aku tulis agar tak hilang nantinya ditelan waktu.

Aku ingin memberimu sebuah surprise yang sebenarnya sudah sangat terlambat. Tapi tak apalah, itu sebagai simbol persahabatan kita saja. Tak ada maksud lain seperti ingin membuatmu melupakan kesalahan yang pernah kubuat, sama sekali tak ada. Bagiku sekarang kau adalah sahabatku, Yah sahabat yang selalu menginspirasiku dalam batasan diriku di titik nadir. Ada dua warna yang mewakili tiga jasad hijau untukmu dan untuk Mabrur, dan putih untukku. Banyak cerita yang lahir dari pertemuan singkat kita waktu itu. Aku ingin membaginya dengan rasa.

Senang

Aku pasti senang dapat bertemu denganmu bahkan mungkin lebih dari sekadar perasaan senang. Bukan pada persoalan aku dapat kesempatan untuk membuka pintu yang sudah tertutup. Sama sekali bukan, tapi memang karena aku selalu merindukan pertemuan ini. Aku rindu akan dirimu yang selalu saja menampilkan pesona dari orang-orang yang pernah kutemui, akuaku senang dengan senyummu meski sudah tak seperti senyum yang dulu pernah kulihat, dan aku suka setiap kata yang kau lontarkan yang jauh lebih dewasa dibanding kalimat anak seumuranmu. Ah,,,, aku tak lagi berucap tentang rasa senang ini maka biarkanlah aku menikmati kesenangan ini tanpa perlu kamu dan mereka tahu.

Gugup

Gugup? Mengapa gugup? Yah aku gugp berhadapan denganmu, bahkan jauhb lebih gugup dibanding aku harus bertemu dengan para petinggi kampus atau tokoh nasional sekalipun. mungkin karena kau banyak tahu tentangku. Gugupku ini akhirnya dapat aku atasi setelah kau jabat tanganku dan kau sunggingkan sebuah senyuman padaku.

Salah Tingkah

Aku salah tingkah, yah wajar saja kan. Aku bahkan memesan minuman yang sebenarnya aku tak tahu apa yang sedang aku pesan. Bahkan aku tak menjadi diriku untuk beberapa saat. Aku lebih sering memandangi wajahmu seakan tak acuh dengan keramaian sekitar.

Firasat

Aku ingin memasukkan firasat dalam rasa. Firasat kan buka rasa? Iya mungkin tapi aku tak tahu mau menempatkan hal ini dimana? Aku suka dengan firasat, karena sepertinya aku dapat mengintip dimensi paralel antara kau dan aku di luar dimensi kita sekarang ini. kita sedang bersama di dimensi itu. Ada sulaman rasa yang mengikat antara diriku dengan dirimu (Ah, Aku terlalu berharap). Aku sudah merasakan hadirmu jau sebelum kau menemukan kami secara tak sengaja. Bahkan aku sebenarnya ingin mengambil jalan memutar yang cukup jauh namun aku merasa berat pada teman yang sudah susah payah mengantarku.

Kagum

Yah, aku tak perlu menjelaskan ini. Aku sudah mengagumimu jauh sebelum ada ikatan dan lepasnya ikatan itu.

Harap

...

"Hanya sebagai catatan pengingat tentangmu. Sahabat semoga tentang bisa menjadi sahabat"





1 komentar:

omm, aku suka catatan yang ini... suka banget

Reply Comment
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...