Rabu, 03 Juli 2013

Pembantai Kata-kata


Siang itu matahari terasa berada pada titik terjauhnya, terasa tapi tak terlihat. Padahal jarum jam telah jenuh bermain di angka sebelas. Ada Chaos dalam alur pikirku kali ini, aku tak kacau dalam berpikir, hanya saja ada ketakaturan dalam keteraturan yang saya rasa. Semua terjadi dalam sistem deterministik seperti senyum yang kau berikan saat melihat ilalang bergoyang tertiup sepoi angin. Aku jadi lelaki pecemburu bahkan jadi posesif,  pada ilalang pun aku cemburu. Kenapa mesti kau berikan senyumanmu pada ilalang itu hanya karena ia bergoyang dengan lembut? apakah kau akan memberiku senyuman yang sama saat aku menari-nari di depanmu. Ah, mungkin aku terlalu kekanak-kanakan.

Aku jadi ingat dengan istilah butterfly effect, sebuah istilah dalam dunia fisika yang banyak diadopsi oleh para penulis untuk menganalogikannya denga sesuatu di luar hakikat sebenarnya. Mungkin saat ini aku berada pada butterfly effect sama seperti yang mereka maksud, sebuah resonansi sederhana yang mampu menjadikan sistem yang sangat deterministik menjadi sangat kompleks. Yah, kau hanya menyunggingkan senyummu sebagai katalisatornya dan sampai saat ini aku masih berpikir tentang dirimu. "Aku sudah tak logis".

Di luar masih hujan, rintik-rintiknya terdengar jelas membentuk sebuah irama khas. Hujan selalu mampu meresonansikan kenangan. Hujan waktu itu di kotamu adalah hujan pertama yang kunikmati bersamamu. Sebelumnya kita pernah empat kali bertemu di empat pulau yang berbeda pula. Kau sangat suka hujan, bahkan saat dalam kondisi tak wajar pun kau masih saja suka dengan hujan. Aku memang kadang suka hujan apalagi setelah mengenalmu, tapi tentunya tak sesuka aku pada dirimu. Tapi, aneh kan kalau kita masih bisa berlindung di bawah terpal-terpal emperang kios di pasar lantas kita bermain hujan? Tapi, andai itu kau pilih saat itu aku dengan senang hati akan menemanimu, toh aku belum pernah menikmati hujan bersamamu.

Dewasamu dalam berujar ternyata belum mampu menyembunyikan polosnya mimik dirimu. Kamu tahu kan, di luar sana banyak manusia yang katanya sangat suka dengan hujan. Tapi, saat hujan turun mimiknya tak jauh berubah bahkan mereka bersembunyi di balik payung. Kau pun bukanlah pemain drama yang hebat, kau tak bisa bersandiwara dengan ekspresimu. Ah, aku tak bercerita tentang pertemuan kau dan mereka. "Aku adalah lelaki pecemburu tapi bisa menyembunyikan perasaanku itu, karena aku sadar aku dan kau tak seperti sebelum pertengahan bulan terakhir tahun kemarin".

"Aku hanya ingin lebih lama di sini bersamamu"






Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...