Kamis, 13 Februari 2014

Paradoks

Kamu tahu apa yang membuat aku sangat takut dan sangat tidak suka? Jawaban dalam candaanku biasanya saya selalu katakan "Hanya dua yang saya takuti Tuhan dan Bazar" hahaha. Itu adalah jawaban spontan sekaligus hanya sebagai candaan meskipun benar bahwa saya memang takut pada Bos Besar yang kita sebut Tuhan itu. Saya memang takut pada Tuhan, tapi aku juga takut akan satu hal di dunia ini yang mungkin sangat sederhana. Bahkan jauh lebih takut dari phobia saya terhadap ketinggian dan ular. "Saya takut kehilanganmu sebagai seorang sehabat". 



Tahukah kamu apa yang paling saya benci di dunia ini? Jika kamu sahabat karibku, mungkin kau akan lansung bisa menebak "ular atau ketinggian". Iya, aku sangat benci akan dua hal itu, bahkan aku bisa katakan aku phobia pada mereka. Tapi, tahukah kamu ada yang melebihi rasa benciku pada dua hal itu."Berbohong pada perasaanku sendiri". Mungkin pula kamu akan bertanya kenapa mesti itu yang menjadi lebih dari kedua phobiaku itu? Kenapa bukan seperti kebanyakan orang yang sangat benci untuk menunggu atau dibohongi.

Jika kau bertanya apakah aku lebih benci berbohong pada perasanku dibanding ular, ketinggian, dibohongi dan menunggu, maka aku akan menjawab dengan tegas "IYA". Saya jauh lebih membenci hal itu. Mengapa? Jelas saya akan lebih membeci itu dari segala yang saya benci karena itu akan membuatku tak bisa tidur hanya untuk memikirkan kenapa saya mesti menyembunyikan perasaanku padamu, mencoba berdebat dengan hatiku bahwa saya tak sayang sama kamu, atau bahkan mencoba mencari sisi gelapmu agar rasa sayangku padamu bisa hilang. Ah,,, aku tak bisa untuk hal itu. Aku sudah terjatuh pada dirimu.

Tapi, jika kau bertanya apa yang akan kau pilih rasa takutmu atau rasa tidak suka/bencimu? Paradoks pun akan muncul dalam benakku. Aku Bimbang!

Iya, aku sangat bimbang. Aku tak bisa memilih diantara keduanya. Namun itulah yang terjadi. Saya takut kehilanganmu sebagai seorang sahabat, namun aku juga sudah tak bisa membendung rasa benciku untuk"Berbohong pada hatiku, bahwa aku sayang sama kamu". 

Ada tiga kemungkinan ketika saya mengungkapkan perasaanku padamu. Pertama, Kamu akan terima aku sebagai satu langkah lebih maju darisekadar  seorang sahabat. Kedua, kamu akan menolakku dan tak mau lagi menjadi sahabatku dan menganggap aku mengkhianati persahabatan kita, dan Ketiga kamu akan menolakku tetapi masih ingin jadi sahabatku. 

Akhirnya aku memilih untuk jujur pada perasaanku "Bahwa aku sayang sama kamu".

Thank You so much....!!! Im so glad to hear from you. :) 

"Bagi pembaca silahkan tebak saja hasilnya" Hahahaha....

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...