Senin, 14 April 2014

Sebuah Perkenalan

Awal Cerita 

Sedikit ingin bercerita tentang seseorang, mungkin tak akan seperti cerita-cerita lama yang sangat absurd. Ini tentang seorang yang kukenal tak lama ini, saya begitu nyaman berdiskusi dengannya. Membahas mengenai hidup, teori, politik, negara, linguistik, fisika, kasih sayang, bahkan tentang cinta, semua seperti telah terangkum dalam plot yang ditulis oleh penulis cerdas yang sengaja mempertemukan saya dengan dia.

Saya bertemu dengannya tanpa sengaja di sebuah aplikasi chatting, saya tak tahu bagaimana awalnya hingga kami bisa saling tertaut dalam aplikasi tersebut. Tak perlulah saya mencari tahu tentang itu semua. Awalnya pun saya tak begitu tertarik untuk saling menyapa toh saya adalah orang yang lumayan intropert untuk berkenalan dengan orang yang tak saya kenal secara baik. Saya pun hanya sesekali melihat recent updates nya dari layar handphone saya. Ideologi, paradigma dan perspektif yang ia miliki begitu menarik, tapi sudahlah toh ia adalah orang baru bagi saya. 


Senja dalam Lingkaran Gelas Kopi

Ada hal yang aneh sebenarnya, saya adalah orang yang paling tak suka menerima pesan berantai tapi ia seringkali mengirimkan saya pesan berantai atau orang sebut broad cast yang isinya sih sebagian besar tak terlalu penting. Bahkan kadang hanya membuka lalu menutupnya tanpa ada minat untuk membacanya. Hanya saja ia pernah mengirimkan pesan berantai yang begitu menggambarkan ideologi, paradigma, dan persfektif yang ia pegang dan hal tersebut begitu menarik bagi saya. Hingga akhirnya saya mulai mencoba untuk menyapanya dengan mengomentari "status nya", tak dianya ia pun membalasnya dengan diksi yang begitu cerdas untuk perempuan seumuran dia. Jarang sekali saya menemukan perempuan yang memiliki rasa keingintahuan dan perhatian yang tinggi terhadap konsep-konsep sosial, politik, ketuhanan dan hal-hal lain yang biasanya dianggap sebagai obrolan membosankan oleh sebagian besar "wanita" (Dia menyebut dirinya perempuan dan saya bisa katakan bahwa ia memang seorang yang hampir menjadi perempuan seutuhnya tak seperti "wanita" dalam perspektif yang telah saya dan dia sepakati tentang dua kosa kata tersebut). 

Kesamaan

Saya tak tahu menyebutnya sebagai apa, tapi kami memiliki banyak kesamaan. Entah itu dari pandangan (paradigma dan perspektif) dalam hal-hal yang kami diskusikan, kesukaan, genre bacaan, bahkan sampai minuman favorit (kopi) dan juga tentang hubungan cinta yang pernah (masih) menjalani Long Distance Relationship. Saya tak mau mengusik tentang hal terakhir itu, karena itu adalah sebuah privasi baginya.

"Kesamaan pandangan", iya kami memiliki pandangan yang hampir sama dalam persoalan-persoalan sosial yang sering kami diskusikan, bahkan kami pun memiliki kesamaan pandangan dalam hal hubungan dan cinta, meski ada sedikit hal yang masih sering kami diskusikan untuk mencari jalan tengah dari apa yang menjadi perbedaan. Satu hal yang mungkin tak bisa saya lupa, ia sangat suka dengan tokoh "Soe Hok Gie", seorang aktivis yang meninggal karena menghisap asap beracun dalam pendakiannya. Ia sangat suka pandangan hidup yang dimiliki oleh Gie, kami pernah sedikit berdebat tentang hal itu. Maklum saya tak terlalu kagum dengan Soe Hok Gie, dan akhirnya ia mampu untuk membuat saya yakin bahwa tokoh itu memang layak untuk ia kagumi. 

"Kesamaan Hobi", membaca dan menulis itulah hobi saya apalagi jika ditemani dengan segelas kopi hitam pekat (gulanya sedikit). Hanya saja akhir-akhir ini saya tak sempat untuk melakukan rutinitas yan dulunya seperti ada hal yang hilang jika tak melakukannya. Ini adalah tulisan pertama saya setelah vakuum dalam dunia menulis selama dua bulanan. Kami memiliki kesamaan dalam hal hobi itu bahkan kesamaan dalam bahan bacaan. saya tak bisa menjelaskan lebi jauh karena saya pun belum mengenal dia lebih jauh.

"Kesamaa lain", dalam hal lain kami memiliki kesamaan kisah dalam cinta, kesamaan dalam sikap dalam memandang cinta, dan juga kesamaan dalam hal tempat yang menjadi tempat yang cukup tenang untuk menikmati hari. 

Perbedaan

Persamaan dan perbedaan adalah dua hal yang diciptakan secara bersamaan, sama seperti dua buah sisi mata uang yang tak bisa dipisahkan. Hanya saja untuk saya dan dia untuk saat ini tak bisa saya gambarkan apa yang menjadi perbedaan kami.
Sugesti Positif dan Pertemuan

Satu hal yang dia pernah minta pada saya, sebut ia ibu dok, itu katanya menjadi sugesti positif agar ia dekat dengan cita-citanya. Sayapun yang memiliki komformitas tinggi mengabulkan permintaany (kayak Doraemon saja... hahahaha) dengan balasan ia panggil saya Prof. Jadilah kami saling memanggil dengan sugesti yang menjadi "harapan" kelak kami akan jadi "apa dan siapa". 
"Pertemuan", mungkin. Saya masih mengatakan mungkin untuk pertemuan itu nanti. yang pastinya jika pertemuan itu nanti terjadi akan ada cerita yang akan terangkai. Layaknya sebuah cerita yang terangkai di warung kopi dengan suasana taman. 


0 komentar:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...