Minggu, 23 September 2012

Terisak Kembali

Sumber
Kau kembali terisak karenaku. Sedang aku masih dalam keangkuhan pikirku, terus berada dalam "abai" yang belum bisa kusibak saat ini. "Rumit" itu yang kita rasa saat ini. Kadang kita harus saling bersitegang, merajuk, dan kemudian kembali ke pembaringan hanya untuk sekadar menikmati isak tangis yang kita cipta sendiri. Mengapa? Tak usah kita jawab. Cukup hati yang tahu mengapa. Karena tak semua harus di jelaskan. Iya kan?

Maaf dan Sayang, mungkin kata itu sudah terdengar sangat membosankan, menjenuhkan, atau tak lagi berharga. Setidaknya aku ingin berterima kasih pada kata itu, karena dia yang mampu menyatukan kita kala kita telah jenuh ditemani bulir air mata. Kau mungkin kehilangan bintang namun tak akan kehilangan cahaya dari bintang itu yang terus bersinar di kau. 

Kemarin kita telah bercerita banyak, tentang demokrasi, tentang mereka yang pernah hidup di hati kita, tentang  kuliah, dan tentang masa depan atau ending dari cerita rumit ini. Kita memang unik, kita tak sadar telah memulai sesuatu yang menjadi rumit dan tak tahu pula akhir dari cerita rumit itu. Satu kata yang selalu "Kita" yakini bahwa cerita ini akan "Happy Ending"

Unik, yah seperti itulah. Pertemuan kita pun terkesan unik, terlebih lagi karakter kita yang seperti ingin menyatukan api dengan api. Keras hati, itulah kita. "Jaim" itu pula yang menjadi pembatas rasa ini. Aku ingat pertama kali kita bertemu, kita saling acuh namun saling berbagi tatap. Setelahnya entahlah entah, rasa itu telah tumbuh. Mulai memberi arti dalam benak tanya. apakah ini? 

Belum sempat tanya itu terjawab, Tuhan menciptakan jarak agar kita mengerti akan arti rindu. Saat rindu itu telah membuncah, kita pun mengerti bahwa ada rasa yang telah mengikat kita. Tuhan pun mempertemukan kita kembali dengan tatapan yang masih sama seperti dulu, tetap lembut dalam ketajaman dan kerasnya hati. Saat tatap itu telah bertemu aku pun tahu, inilah yang hilang dulu dari aku. 

Aku ingin katakan padamu. Maaf telah membawamu dalam cerita rumit ini, tapi yakinlah ketika labirin ini telah kita selesaikan, kita akan menemukan senyum yang terus merekah tanpa ada lagi bulir air mata yang jatuh. Gadisku, tersenyumlah dengan lesung pipitmu. 

"Simpan bulir air mata itu untuk tangis haru dan kebahagiaan nantinya, yakin akan hal itu"

7 komentar:

kunjungan siang, sob! ada yang lagi bikin banjir, nih... cup...cup... :)

Reply Comment

smile....
aku juga pngn liat lesung pipitnya itu lho... :)

Reply Comment

kata-katanya sangat mengharukan :')
salam kenal :)

Reply Comment

hmm jadi penasaran
siapakah dia ???
kasih tau dong kakak,gadis lesung pipi itu ??
pasti bukan imaji kan ??

Reply Comment
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...