Peserta Workshop di Lantai Satu |
Malam semakin larut, sedang aku dan para laskar nalar masih bergelut dengan kursi, tangga, spanduk, meja, sofa, palu, paku bahkan selotip. Sadar bahwa besok pasti akan banyak agenda yang lebih krusial kami memutuskan untuk menyelesaikan segala sesuatu yang bisa kami ketja malam itu. Setelah ruangan ditata sedemikian rupa kami pergi membeli air mineral gelas untuk peserta dan panitia besoknya. Jumlah kami sebenarnya telah berkurang karena sebagian dari kami harus mengikuti Lounching Buku Risalah Rindu yang sebenarnya saya pun punya tulisan (3 buah puisi) dalam buku tersebut. Tapi tak apalah, toh ini lebih penting menurutku. Akhirnya selesai juga pekerjaan malam itu, kami pun beranjak pulang.
Sampai di Rumah Nalar (Sekretariat LPM Penalaran UNM), kami pun disuguhi pekerjaan administratif untuk kelancaran acara esok paginya. Hal-hal kecil namun urgen seperti daftar hadir peserta, sertifikat, lembar kerja untuk peserta dan lain sebagainya kami rampungkan. Sebenaranya aku tak terlalu bekerja keras untuk hal itu karena telah ada kepanitian yang kami bentuk dari pengurus, saya hanya mendampingi mereka, toh mereka sangat hebat dan profesional dalam mengerjakan tanggung jawab mereka. Aku tak tahu pukul berapa saya terlelap namun yang pastinya aku lebih cepat terlelap dari ketua panitian yang harus tidur menjelang adzan subuh berkumandang.
Sampai di Rumah Nalar (Sekretariat LPM Penalaran UNM), kami pun disuguhi pekerjaan administratif untuk kelancaran acara esok paginya. Hal-hal kecil namun urgen seperti daftar hadir peserta, sertifikat, lembar kerja untuk peserta dan lain sebagainya kami rampungkan. Sebenaranya aku tak terlalu bekerja keras untuk hal itu karena telah ada kepanitian yang kami bentuk dari pengurus, saya hanya mendampingi mereka, toh mereka sangat hebat dan profesional dalam mengerjakan tanggung jawab mereka. Aku tak tahu pukul berapa saya terlelap namun yang pastinya aku lebih cepat terlelap dari ketua panitian yang harus tidur menjelang adzan subuh berkumandang.
Pagi pun menjemput harapan, tak seperti biasanya pagi ini aku begitu bersemangat. Aku tak tahu apakah karena semangat yang menggebu atau karena ketakutan yang menghampiriku, ketakutan kegiatan ini tidak berjalan dengan sukses dan lancar. Entahlah? Pagi itu aku hanya mengungkapkan perasaanku, marahku pagi itu untuk seseorang yang seolah tak peduli dengan perjuangan kami. Walau sebenarnya aku tahu ia mungkin terlalu lelah dengan aktivitasnya. Yah, kami harus saling memahami perasaan dalam setiap kepanitiaan. Karena solidaritas, kebersamaan dan kekeluargaan berada diatas segalanya dalam sebuah organisasi atau lebih tepatnya kami katakan sebagai keluarga nalar.
Pemberian Plakat kepada Pemateri |
Setelah 15 menit berlalu saya putuskan untuk menunggu Pak Rektor di Loby lantai satu bersama dua orang pengurusku, pas mau masuk lift ternyata Pak Rektor ada dalam lift tersebut. Aku pun menjabat tangan beliau dan mengantar beliau masuk dan duduk di samping beliau di tempat yang telah kami sediakan sebelumnya. Acara pun kami mulai pada pukul 09.00. Permbukaan oleh MC, Pembacaan ayat suci Al-Quran, dan ketika laporan ketua panitia Pak Pembantu Rektor III pun tiba di lokasi, Sambutan Ketua Umum ( Aku Sendiri), Sambutan PR III dan Sambuatan serta dibukanya secara resmi kegiatan oleh Rektor Universitas Negeri Makassar.
Aku duduk diantara pimpinan Universitas Negeri Makassar tersebut sambil berbincang tentang kelembagaan dan dunia kemahasiswaan secara umum. Banyak hal yang kami bicarakan, mulai dari sinergitas visi misi lembaga kemahasiswaan denga visi universitas, harapan mahasiswa dan harapan pimpinan, bahkan potensi yang belum termaksimalkan untuk bersaing dengan kampus-kampus lain di luar Sulawesi.
Kita bisa kawan, karena kita punya keinginan dan semangat.
Foto Bareng Setelah Kegiatan (Maaf yang lagi bersih-bersih gak kebagian foto) Hehehe |
Kita bisa kawan, karena kita punya keinginan dan semangat.
2 komentar:
pngen cepet kuliah, pengen rasanya belajar ama tmn mahasiswa. hehehe
Reply Commentkeren acaranya! ")
Reply CommentPosting Komentar