Sabtu, 04 Agustus 2012

Belajar dari +1

Sumber Gambar
Optimis adalah kata yang mudah sekali saya lisankan, saya tak perlu belajar pronounsecion untuk mengucapkan kata tersebut. Saya pun berpersefsi bahwa bocah sekolah dasar pun akan sangat mudah mengucapkan kata tersebut. Apa yang istimewa dari kata tersebut? Banyak kisah-kisah heroik, legenda, maupun mitos yang seakan mengungkapkan bahwa keyakinan dan rasa optimis jauh lebih kuat dari kekuatan fisik itu sendiri. Hal tersebut bukanlah sebuah hoaks atau common sense belaka bagi saya. Saya menganggap bahwa ada hubungan kausalitas antara mimpi, keyakinan dalam hal ini optimisme, usaha dengan sebuah pencapaian. Sebuah kesadaran yang kadang naik turun masih ada dalam diriku, rasa pesimis kadang hinggap, untungnya Tuhan menciptakan orang-orang yang selalu percaya pada mimpinya di sekelilingku dan harus kuakui merekalah inspiratorku.


Bermimpilah, karena Tuhan akan memeluk mimpi-mimpi itu.” - Arai”

Andrea Hirata mencoba menggambarkan kekuatan mimpi dan optimisme lewat tulisan dan filmnya. Hal tersebut sangat menggugah bagiku, tapi aku masih ingat sebuah kalimat bahwa "Memancing jauh lebih berkesan daripada mendengar cerita tentang memancing". Aku mencoba meyakini mimpi-mimpiku sejalan dengan pengalaman empiris yang saya lalui dan pengalaman hidup "para sang pemimpi" di sekelilingku. Aku sangat ingat akan seorang sahabat sebut saja namanya +1, ia sangat suka memakai identitas tersebut. Entah karena apa, tetapi saya yakin itu adalah sebuah simbol positif dalam membangun kepercayaan diri dan menebar rasa optimis bagi sahabat-sahabatnya. Aku ingat kala pertama melihat hasil tulisan pertamanya, aku dapat mengatakan bahwa tulisan tersebut sangat jauh dari tulisan seorang mahasiswa. 


Aku saat itu dapat berpikir seperti itu karena aku merasa bahwa saya dapat menulis lebih baik dari itu. Aku sadar sekarang bahwa ternyata itu bukanlah rasa percaya diri atau optimisme melainkan sebuah keangkuhan. Saya kembali bercerita tentangnya, ia tak berhenti di situ. +1 belajar akan banyak hal, mulai mencoba hal-hal yang orang lain jarang pikirkan seperti mengirim tulisan di koran, menulis di blog, mengirim puisi di sayembara penulisan dan lain sebagainya. Saya harus akui bahwa aku belajar menulis di blog karena +1, seorang sahabat yang sebenarnya "adik" bagi saya. 

Sesuai Quote Arai diatas akhirnya Tuhan memeluk mimpi-mimpinya, meskipun aku hanya berpersefsi tentang mimpinya. Meskipun ia pernah berada pada titik nadir (hanya persefsiku) dalam perjalanan hidupnya dan sempat vakun dalam dunia literasinya, akhirnya ia pun mampu bangkit kembali dan berkarya jauh lebih baik dari sebelumnya. "Dek, sungguh ini bukanlah batu sandungan bagimu untuk berkarya tetapi sebuah garis pembatas dan sekaligus batu loncatan untuk memeluk mimpimu" kata yang ingin kuucap padanya saat itu. Semoga ia mendengar kata yang tak sempat terlisankan itu. 

Aku Bermimpi karena Aku Percaya Tuhan (Mr. F)

Seorang yang berjalan tanpa mimpi bagai seorang paeaut yang berjalan tanpa kompas dan rasi bintang. Mimpi adalah blueprint yang menggambarkan sistematika penggapaian asa. Satu sisi yang saya senangi dari +1 adalah rasa optimisme dan mimpi yang ia bawa tak hanya ia nikmati sendiri. Ia seolah menerapkan kalimat genggamlah tangan sahabatmu ketika ia mencoba bangkit.

Virus-viris mimpi dan rasa optimisme senantiasa menghias setiap tulisan-tulisannya dan semoga virus tersebut dapat menjadi wabah bagi seluruh yang kenal dan pernah kenal dengannya. Aku mulai belajar menulis di blogpun karena terinspirasi dengan tulisan-tulisannya di blognya. Terus tebarkan virus optimisme mu dek!

Thanks God

Aku memiliki banyak sahabat yang punya mimpi besar dan merintis jalan menuju mimpi itu. Aku bahagia dapat bertemu dengan orang-orang seperti +1, Penyuka Bintang, Penemu Kata, Penanda Diam, dan sahabatku yang lain . Akhirnya kau hanya mampu berkata "Syukur aku berada di tengah-tengah sang pemimpi dan pewujud mimpi", aku banyak belajar akan pentingnya rasa optimisme dan tentunya disertai dengan usaha dan doa dari mereka. 




9 komentar:

bener bang, jangan lelah untuk bermimpi, karena dari mimpilah kehidupan baru dimulai :)

Nice post

Reply Comment

Bermimpilah yang jauh, lalu larilah. Tangkap mereka - gue. hehehe

Reply Comment

Optimisme akan membangun rasa percaya diri, dan percaya diri selalu berhubungan dengan keangkuhan. Oleh beberapa orang, angkuh dan percaya diri sulit dibedakan. Dan aku tidak mempermasalahkan itu. Selama kau mendapatkan hal baik darinya dan tidak melampau batasannya, ia tetaplah positif. Selamat menulis, Wahyu.

Reply Comment

@Bayu Putra Abuna: Iya mimpi adalah langkah awal untuk merintis asa

Reply Comment

Terus berkarya.., bersyukur kita telah miliki optimis.

Karena kita optimis, maka kita selalu bisa!

Reply Comment

@Dwi Kresnoadii: Bermimpilah sampai menmbuus batas indera namun tetap pijakkan kakimu di tanah. :)

Thanks Sob dah berkunjung

Reply Comment

@David: Hal yang sulit untuk dipisahkan, namun semoga selalu ada garis pembeda diantaranya yang dapat kita membedakan nuansa tersebut. :)

Thanks Sob, dah berkunjung

Reply Comment

@ 1: Salam optimism dan gelorakan semangat literasi. thanks yah sob dah berkunjung dan maaf sudah jadi objek tulisanku. hehehe

Reply Comment
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...