Jumat, 03 Agustus 2012

Mari Bersedekah Bersama Penggalangan Dana On Line dengan Marimembantu.Org

Mengawali tulisanku pagi ini, saya ingin mengutip sebuah kalimat bijak yang sering didengungkan oleh guru saya ketika sekolah dasar dulu "Tangan diatas lebih baik dari tangan dibawah". Sebuah kalimat yang dulunya saya anggap hanya sebagai "kalimat rayuan" agar kami dapat saling berbagi, beliaupun sering menambahkan bahwa memberi tidak akan mengurangi apa yang engkau miliki tetapi justru Allah akan menambahnya 10 kali lipat dari apa yang kita berikan. Kalimat yang sangat tidak masuk akal bagi saya yang saat itu masih bocah sekolah dasar dan lebih mengedepankan pikiran matematis. Hal tersebut tentunya berubah seiring dengan perkembangan nalar dan ilmu pengetahuan serta pengalaman yang saya dapat. Saya akan bercerita tentang beberapa pengalaman hidup saya yang membongkar paradigma berpikir saya tentang arti penting untuk saling berbagi.

Memberi adalah Tali Pengikat Kebersamaan

"Kuat kali-kalinya tapi lemah bagi-baginya" kalimat tersebut mungkin merupakan kalimat yang sangat tepat bagi orang yang selalu mengutamakan keuntungan tapi tak pernah berpikir untuk berbagi terhadap sesamanya. Pemikiran tersebut pernah berkuasa atas sebagian besar isi otakku, "pokoknya semua milikku" dalam benakku saat itu. Aku tidak pernah merasakan sebuah kepuasan dan tak pernah pula bersyukur akan apa yang saya miliki. Tak ada ketenangan yang saya rasakan saat itu, hal tersebut sangat berbeda dengan karakter salah seorang temanku, namanya Muhammad Eka Prachandra, aku sering memanggilnya Dechan.

Aku kenal dengan dia karena kami satu angkatan dalam  perekrutan anggota baru sebuah organisasi internal kampus yaitu LPM Penalaran UNM. Setelah satu tahun menjadi anggota baru, ia diangkat menjadi ketua bidang Hubungan masyarakat dan saya menjadi stafnya saat itu. Ia adalah orang yang lumayan amburadul atau mungkin dalam istilah jawanya Slangean, tapi ia mampu menjadi pemimpin yang kami (staf bidang) segani saat itu. Hal yang paling menarik adalah ketika rapat bidang, kami tak pernah rapat bidang di sekretariat tetapi di warung karena katanya "keromantisan kadang hanya bisa terlahir di meja makan".

Aku pernah berpikir kalau sebenarnya ia orang yang sangat boros atau mungkin pula bodoh, hampir setiap ia mendapat rezeki dari hasil "manggung" bandnya ia selalu mentraktir kami. Acara traktiran tersebut tentunya dirangkaikan dengan acara rapat bidang. Sifat tersebut ternyata memunculkan rasa segan, hormat dan akrab dengan dia, hal tersebut akhirnya berefek pada ikatan rasa saling memiliki dan saling menjaga kami yang akhirnya terjaga hingga kahir kepengurusan. Ia pernah berkata di sela-sela rapat kami "saya tak pernah gelisah kalau uang saya habis, tetapi saya akan sangat gelisah ketika saya ingin menyumbang tapi tak ada yang bisa saya berikan". Kalimat sederhana yang mampu menggambarkan kebesaran jiwanya untuk dapat terus berbagi.

Hal tersebut ia buktikan dengan sikap dan sifat yang ia miliki, tak hanya kepada kami, teman bandnya tetapi juga kepada setiap orang yang ia lihat sedang mebutuhkan pertolongan. Ia tak pernah segan untuk memberikan sejumlah uang yang ia miliki kepada pengemis di jalanan, pengamen cilik atau orang yang memiliki cacat fisik. Jadilah ia orang yang memiliki banyak relasi dan sahabat dari berbagai golongan. Hal tersebut tentunya menjadi sebuah kebahagian tersendiri dapat menjalin tali silaturahmi dengan banyak orang dari berbagai tingkatan, golongan dan profesi.

Memberi adalah Persiapan untuk Menerima

"Jangan berpikir untuk selalu menjadi penerima tapi berpikirlah untuk memberi, karena orang yang memberi tak mungkin adalah orang yang berkekurangan".

Kalimat tersebut adalah kalimat yang sering dilontarkan ayah saya. Hal tersebut mulai dapat aku buktikan dengan kisah-kisah yang bergulir di sekitarku. beberapa kisah tersebut terangkum ketika saya menjadi pengurus di lembaga kemahasiswaan dan sebagian lagi bersama para sahabat saya.

Banyak kisah yang saya nikmati salah satunya ketika harus mengamen di lampu merah bersama anak band untuk mengumpulkan sumbangan untuk anak panti asuhan. Malam itu aku sangat disibukkan dengan agenda-agenda kegiatan yang sangat padat, aku mulia merasa penat dan bermaksud untuk menangkan diri. Aku memilih untuk jalan-jalan keluar, di sebuah cafe aku bertemu dengan sahabat karibku sekaligus ketua bidangku di Lembaga dulu (Dechan). Aku sempat mengobrol dengan dia, ia ternyata bermaksud untuk melakukan penggalangan dana untuk sebuah panti asuhan di daerah Gowa dengan cara mengamen di lampu merah. Aku pun tertarik untuk itu, hal yang lumayan lucu sebenarnya bagi kami yang notabenenya sebagai seorang mahasiswa harus mengamen di jalanan. Penampilan kami malam itu sangat berbeda dengan pengamen jalanan lainnya, kami memakai pakaian seperti mau ke pesta pernikahan. Dengan kemeja lengan panjang, celana kain hitam dan juga sepatu pantofel. Hasil malam itu lumayan banyak dan semuanya kami akan sumbang ke panti asuhan yang sudah ditetapkan sebelumnya, bahkan untuk uang makan dan minum kami gunakan uang pribadi kami. Satu hal yang dapat kami petik malam itu bahwa memberi tak harus orang kaya tetapi yang penting ada niat pasti akan ada jalan.

Tuhan membuka pintu-pintu rezekinya jika kita berbagi. Kalimat tersebut mungkin kalimat yang tepat untuk menggmbarkan perasaan bahagia sebagian dari kami setelah mendapat salah satu program DIKTI dalam hal ini pengumuman PKM. Pengumuman pertama mungkin saya adalah orang yang cukup bernahagia karena salah satu karyaku lolos dan mendapat dana hibah penulisan. Beberapa bulan kemudian tibalah giliran Dechan ungtuk menerima balasan dari Tuhan, empat karyanya lolos dan berhak mendapat dana hibah dari DIKTI. Tak hanya sampai disitu, tak beberapa lama kemudian ia akhirnya mampu mewujudkan mimpinya untuk mendirikan sebuah lembaga kursus bahasa inggris. Lembaga kursus tersebut kini makin berkembang dan telah membuka cabang. Alhamdulillah

Terobosan Penyaluran Bantuan

Banyak hal yang telah memberikan pengalaman bagi kami, kami pun pernah melakukan bakti sosial di sebuah daerah yang sangat terpencil "Dusun Kahaya", begitulah nama daerah tersebut. Pada pelaksanaan bakti sosial tersebut kami mulai sadar bahwa di negara ini ternyata masih banyak sudut-sudut daerah yang sangat butuh uluran tangan dari para dermawan. Bentuk-bentuk pengabdian kecil yang kami lakukan tentunya tak akan cukup untuk mengatasi sekelumit permasalahan kemiskinan tersebut. Hal tersebut ternyata seia dengan adanya lemabaga penyalur bantuan yaitu Lembaga Zakat Dompet Dhuafa dengan program “Mudah sedekah secara online dengan Marimembantu.org”. Program tersebut tentunya akan mempermudah bagi para dermawan dalam menyalurkan bantuannya sebagai wujud kepedulian terhadap sesamanya. Ingat memberi sedekah bukan hanya akan memberi manfaat kepada orang yang menerima sedekah tetapi juga kepada yang memberi sedekah dan bersedekah tak akan membuat kita miskin. Jadi, mari membantu bersama Lembaga Zakat Dompet Dhuafa.


Marimembantu


Sesungguhnya kebernilaian seorang manusia bukanlah pada seberapa banyak dan seberapa besar materi yang ia miliki tetapi sebarapa besar yang ia berikan.

8 komentar:

Sedekah itu melapangkan rejeki dan tolak bala bencana :)
semoga semakin banyak yang bersedekah dan tersalurkan dengan tepat, sehingga tidak ada lagi peminta-minta di jalanan. Apalagi, peminta-minta itu banyak yang muslim (memakai jilbab, peci, baju koko, dari balita hingga kakek-nenek) :(

Semoga Dompet Dhuafa bisa menjadi salah satu lembaga zakat yang mampu meminimalisasi peminta-minta (bukan hanya diberikan bantuan berupa materi, tetapi juga ilmu mengolah materi).

Sukses buat Wahyu (Penulis) dan Dhompet Dhuafa :D

Reply Comment

benar sekali.. ini salah satu hal yang baru yang perlu digalakkan bersama agar dapat saling memberi senyum kepada sesama.. :)

Reply Comment

sedekah itu baik.
Tapi yang lebih baik lagi adalah saling memberi tanpa ke-akuan, tanpa pamrih, dan tanpa publikasi.

Reply Comment

sesungguhnya sedekah membuat kita menjadi kaya #Eaa

Reply Comment

Ya, Agama Islam tak pernah menginginkan umatnya untuk menjadi seorang yang miskin apalagi fakir. Zakat, infaq dan sedeqah lahir atas dasar pembersihan harta dan keteradilan rezeki Tuhan, sehingga monopoli dan keberkuasaan atas harta tak terjadi. Seidaknya seorang yang berkecukupan menyisihkan sedikit hartanya untuk orang yang membutuhkan
Thanks atas doanya yah Anita@Anita:

Reply Comment

@a.i.r: iya mas brow,,, thanks dah berkunjung. Marimembantu

Reply Comment

@Dipa Utomo: Iya, Semangat aktualisasi diri dan semangat ke-akuan harus dihilangkan dalam hal sedekah. Aku faham bahwa sebagian orang mau bersedekah karena menginginkan sesuatu dari apa yang ia beri, tapi terlepas dari itu berbagi tetaplah indah. Mari berbagi

Reply Comment
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...