Acara selanjutnya yang
dilaksanakan setelah acara mappaci adalaha
sirih pinang, dan akad nikah. Kegiatan akad nikah dilaksanakan di rumah
kediaman mempelai wanita yang sebelumnya telah ditata sedemikian rupa dan telah
berubah 180 derajat atau disulap menyerupai sebuah istana. Tak mungkin kan
sebuah peristiwa yang sangat bersejarah dilaksanakan di tempat yang kumuh.
sumber google |
"Dalam menyambut acara
akad pernikahan tersebut ada beberapa persiapan yang dilakukan oleh kedua belah
pihak keluarga, yaitu:
1.
Keluarga calon mempelai wanita
a. Dua
pasang sesepuh untuk menjemput calon mempelai pria dan memegang Lola menuntun calon
mempelai pria memasuki rumah calon mempelai wanita.
b. Seorang
ibu yang bertugas menaburkan Bente (benno) ke calon mempelai pria saat memasuki
gerbang kediaman calon mempelai wanita.
c. Penerima
erang-erang atau seserahan.
d. Penerima
tamu.
2.
Keluarga calon mempelai pria
a. Petugas
pembawa leko’ lompo (seserahan/erang-erang), yang terdiri dari:
1) Gadis-gadis
berbaju bodo 12 orang yang bertugas membawa bosara atau keranjangyang berisikan
kue-kue dan busana serta kelengkapan assesories calon mempelai wanita.
2) Petugas
pembawa panca terdiri dari 4 orang laki-laki. Panca berisikan 1 tandankelapa, 1
tandan pisang raja, 1 tandan buah lontara, 1 buah labu kuning besar, 1 buah
nangka, 7 batang tebu, jeruk seperlunya, buah nenas seperlunya, dan lain-lain.
b. Perangkat
adat, yang terdiri dari:
1) Seorang
laki-laki pembawa tombak.
2) Anak-anak
kecil pembawa ceret 3 orang.
3) Seorang
lelaki dewasa pembawa sundrang (mahar).
4) Remaja
pria 4 orang untuk membawa Lellu (payung persegi empat).
5) Seorang
anak laki-laki bertugas sebagai passappi bunting.
6) Calon
mempelai Pria
7) Rombongan
orang tua
8) Rombangan
saudara kandung
9) Rombongan
sanak keluarga
10) Rombongan
undangan.
Setelah calon mempelai pria beserta rombongan tiba
di sekitar kediaman calon mempelai pria, seluruh rombongan diatur sesuai
susunan barisan yang telah ditetapkan. Ketika calon mempelai pria telah siap di
bawa lellu sesepuh dari pihak calon
mempelai wanita datang menjemput dengan mengapit calon mempelai pria dan
menggunakan lola menuntun calon mempelai pria menuju gerbang kediaman calon
mempelai wanita. Saat tiba di gerbang halaman, calon mempelai pria disiram
dengan bente/benno oleh salah seorang sesepuh dari keluarga calon mempelai
wanita. kemudian dilanjutkan dengan dialog serah terima pengantin dan
penyerahan seserahan leko lompo atau erang-erang. setelah itu calon mempelai
pria beserta rombongan memasuki kediaman calon mempelai wanita untuk
dinikahkan. kemudian dilakukan pemeriksaan berkas oleh petugas kua dan
permohonan ijin calon mempelai wanitakepada kedua orang tua untuk dinikahkan,
yang selanjutnya dilakukan dengan prosesi ijab dan qobul.
Setelah acara akad nikah dilaksanakan, mempelai pria
menuju ke kamar mempelai wanita, dan berlangsung prosesi acara ketuk pintu,
yang dilanjutkan dengan appadongko
nikkah/mappasikarawa, penyerahan mahar atau mas kawin dari mempelai pria
kepada mempelai wanita. Setelah itu kedua mempelai menuju ke depan pelaminan
untuk melakukan prosesi Appla’popporo
atau sungkeman kepada kedua orang tua dan sanak keluarga lainnya, yang kemudian
dilanjutkan dengan acara pemasangan cincin kawin, nasehat perkawinan, dan doa." (Awshar, 2011)
Disadur dari tulisan Awshar (http://awshar.blogspot.com/2011/12/adat-perkawinan-bugis-makassar.html)
dengan
perubahan seperlunya
2 komentar:
SALUT DE SAMA TULISANNYA SEBAGAI WAHANA MELESTARIKAN BUDAYA
Reply Commentterima kasih atas apresiasinya.
Reply CommentPosting Komentar