Rabu, 30 Mei 2012

Filososofi Nikah Bugis (Jilid Tiga)


Acara selanjutnya yang dilaksanakan setelah acara mappaci adalaha sirih pinang, dan akad nikah. Kegiatan akad nikah dilaksanakan di rumah kediaman mempelai wanita yang sebelumnya telah ditata sedemikian rupa dan telah berubah 180 derajat atau disulap menyerupai sebuah istana. Tak mungkin kan sebuah peristiwa yang sangat bersejarah dilaksanakan di tempat yang kumuh.
sumber google
"Dalam menyambut acara akad pernikahan tersebut ada beberapa persiapan yang dilakukan oleh kedua belah pihak keluarga, yaitu:

1.      Keluarga calon mempelai wanita
a.       Dua pasang sesepuh untuk menjemput calon mempelai pria dan memegang Lola menuntun calon mempelai pria memasuki rumah calon mempelai wanita.
b.      Seorang ibu yang bertugas menaburkan Bente (benno) ke calon mempelai pria saat memasuki gerbang kediaman calon mempelai wanita.
c.       Penerima erang-erang atau seserahan.
d.      Penerima tamu.
2.      Keluarga calon mempelai pria
a.       Petugas pembawa leko’ lompo (seserahan/erang-erang), yang terdiri dari:
1)      Gadis-gadis berbaju bodo 12 orang yang bertugas membawa bosara atau keranjangyang berisikan kue-kue dan busana serta kelengkapan assesories calon mempelai wanita.
2)      Petugas pembawa panca terdiri dari 4 orang laki-laki. Panca berisikan 1 tandankelapa, 1 tandan pisang raja, 1 tandan buah lontara, 1 buah labu kuning besar, 1 buah nangka, 7 batang tebu, jeruk seperlunya, buah nenas seperlunya, dan lain-lain.
b.      Perangkat adat, yang terdiri dari:
1)      Seorang laki-laki pembawa tombak.
2)      Anak-anak kecil pembawa ceret 3 orang.
3)      Seorang lelaki dewasa pembawa sundrang (mahar).
4)      Remaja pria 4 orang untuk membawa Lellu (payung persegi empat).
5)      Seorang anak laki-laki bertugas sebagai passappi bunting.
6)      Calon mempelai Pria
7)      Rombongan orang tua
8)      Rombangan saudara kandung
9)      Rombongan sanak keluarga
10)  Rombongan undangan.

Setelah calon mempelai pria beserta rombongan tiba di sekitar kediaman calon mempelai pria, seluruh rombongan diatur sesuai susunan barisan yang telah ditetapkan. Ketika calon mempelai pria telah siap di bawa lellu sesepuh dari pihak calon mempelai wanita datang menjemput dengan mengapit calon mempelai pria dan menggunakan lola menuntun calon mempelai pria menuju gerbang kediaman calon mempelai wanita. Saat tiba di gerbang halaman, calon mempelai pria disiram dengan bente/benno oleh salah seorang sesepuh dari keluarga calon mempelai wanita. kemudian dilanjutkan dengan dialog serah terima pengantin dan penyerahan seserahan leko lompo atau erang-erang. setelah itu calon mempelai pria beserta rombongan memasuki kediaman calon mempelai wanita untuk dinikahkan. kemudian dilakukan pemeriksaan berkas oleh petugas kua dan permohonan ijin calon mempelai wanitakepada kedua orang tua untuk dinikahkan, yang selanjutnya dilakukan dengan prosesi ijab dan qobul.

Setelah acara akad nikah dilaksanakan, mempelai pria menuju ke kamar mempelai wanita, dan berlangsung prosesi acara ketuk pintu, yang dilanjutkan dengan appadongko nikkah/mappasikarawa, penyerahan mahar atau mas kawin dari mempelai pria kepada mempelai wanita. Setelah itu kedua mempelai menuju ke depan pelaminan untuk melakukan prosesi Appla’popporo atau sungkeman kepada kedua orang tua dan sanak keluarga lainnya, yang kemudian dilanjutkan dengan acara pemasangan cincin kawin, nasehat perkawinan, dan doa." (Awshar, 2011)

Disadur dari tulisan Awshar (http://awshar.blogspot.com/2011/12/adat-perkawinan-bugis-makassar.html) dengan perubahan seperlunya

2 komentar:

SALUT DE SAMA TULISANNYA SEBAGAI WAHANA MELESTARIKAN BUDAYA

Reply Comment
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...