Rabu, 30 Mei 2012

Strategi Pembelajaran Menyimak

  
A.    Strategi dalam Pembelajaran Menyimak
Salah satu prinsip linguistik menyatakan bahwa bahasa itu pertama-tama adalah ujaran, yakni bunyi-bunyi bahasa yang diucapkan dan bisa didengar. Atas dasar itulah beberapa ahli pengajaran bahasa menetapkan satu prinsip bahwa pengajaran bahasa harus dimulai dengan mengajarkan aspek-aspek pendengaran dan pengucapan sebelum membaca dan menulis.
Dengan demikian, menyimak merupakan satu pengalaman belajar yang amat penting bagi para siswa dan seyogyanya mendapat perhatian sungguh-sungguh dari pengajar.
Implikasinya dalam pelaksanaan pengajaran ialah bahwa guru hendaknya memulai pelajarannya dengan memperdengarkan (sebaiknya secara spontan, tidak dengan membaca) ujaran-ujaran bahasa Indonesia baik berupa kata-kata maupun kalimat, setidak-tidaknya ketika guru memperkenalkan kata-kata baru, ungkapan-ungkapan baru, atau pola kalimat baru. Manfaat dan aktifitas ini ialah untuk membiasakan murid mendengar ujaran dan mengenal dengan baik tata bunyi bahasa Indonesia, disamping dapat menciptakan kondisi belajar penuh gairah dan menumbuhkan motivasi dalam diri murid. Hal ini agar pembelajaran yang dilakukan oleh seorang guru bahasa Indonesia tak monoton dengan membaca buku teks. Secara umum tujuan latihan menyimak adalah agar siswa dapat memahami ujaran dalam bahasa Indonesia, baik bahasa sahari-hari maupun bahasa yang digunakan dalam forum resmi.
            Pada dasarnya, pembelajaran menyimak yang ingin dicapai dalam kurikulum, antara lain dapat diurutkan sebagai berikut;
1.      Pengenalan bunyi;
2.      Pengucapan bunyi;
3.      Penguasaan tekanan kata;
4.      Penguasaan lagu kalimat.
Keempat bagian tersebut diatas akan dijelaskan secara lebih rinci sebagai berikut:
1.      Pengenalan dan Pengucapan Bunyi Bahasa Indonesia
Hal yang paling pertama yang harus dikuasai oleh seorang murid yang ingin belajar bahasa Indonesia yaitu, menegenal bunyi dan pengucapan bahasa Indonesia. Pengenalan bunyi bahasa Indonesia berlansung secara berkelanjutan mulai dari ketika seorang anak pertama mendengar Bahasa Indonesia sampai pada batas tak tentu.
            Meski pemerolehan bahasa berlansung secara alami, begitupun dengan pengenalan dan pengucapan bahasa Indonesia, tetapi hal tersebut tak membatasi seorang guru untuk menggunakan metode yang inovatif serta kreatif untuk mempercepat proses pengenalan bunyi ini pada siswa. Pengucapan bahasa Indonesia dalam hal ini bukan hanya pada kemampuan seorang siswa untuk berbahasa Indonesia, tapi lebih dari itu seorang siswa dituntut agar mampu mengucapkan kata atau kalimat dalam bahasa Indonesia dengan benar.
            Penggunaan metode serta strategi pengajaran khususnya pada kompetensi menyimaka harus memenuhi kriteria berikut:
a.       Relevan dengan tujuan pembelajaran
b.      Menantang dan merangsang siswa untuk belajar
c.       Mengembangkan kreativitas siswa secara individual ataupun kelompok.
d.      Memudahkan siswa memahami materi pelajaran
e.       Mengarahkan aktivitas belajar siswa kepada tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.
f.       Mudah diterapkan dan tidak menuntut disediakannya peralatan yang rumit.
g.      Menciptakan suasana belajar mengajar yang menyenangkan.
Ada beberapa cara melatih siswa menyimak bunyi secara tepat, misalanya menggunakan strategi:
a.      Pasangan mirip (minimal pairs)
Guru mengucapakan kata yang mengandung bunyi yang akan dilatihkan, kemudian siswa diminta menjawab samakalau mereka menyimak bunyi seperti sama, dan dapat menjawab berbeda jika berdasarkan simakannya berbeda. contohnya dengan guru mengucapakan kata-kata Bang dan kata Bank, maka siswa yang mengatakan berbeda adalah siswa yang benar jawabannya.
b.      Simak – Kerjakan
Model ucapan guru berisi kalimat perintah. Siswa mereaksi atas perintah guru. Reaksi siswa itu berbentuk perbuatan.
c.        Simak – Terka
Guru mempersiapkan deskripsi sesuatu benda tanpa menyebut nama bendanya. Deskripsi itu disampaikan secara lisan kepada siswa. Kemudian siswa diminta menerka nama benda itu.
d.       Simak –Berantai
Guru membisikkan suatu pesan kepada seorang siswa. Siswa tersebut membisikkan pesan itu kepada siswa kedua. Siswa kedua membisikkan pesan itu kepada siswa ketiga. Begir\tu seterusnya. Siswa trerakhir menyebuitkan pesan itu dengan suara jelas di depan kelas. Guru memeriksa apakah pesan itu benar-benar sampai pada siswa terakhir atau tidak.
Penggunaan metode tersebut memang sangat efektif, tapi apabila seorang guru ingin berhasil maka seorang guru haruslah menjad conoh atau model yang baik bagi siswanya dalam mengucapkan kosa kata dalam bahasa Indonesia.
2.      Tekanan Kata
Pemenggalan kata menurut sukunya
Dalam bahasa Indonesia ada kata yang bersuku satu, bersuku dua, tiga, empat atau lebih baik berupa kata dasar maupun berbentuk kata berimbuhan. Apabila kata itu dipenggal secara tertulis maka yang harus diperhatikan adalah sukunya atau berupa ejaaannya, tapi kalau kata itu dipenggal secara lisan maka yang harus diperhatikan adalah tekanannya.
Ada beberapa teknik yang dapat dipakai melatih siswamenyimak tekanan kata, antara lain sebagai berikut:
a)      Guru membacakan atau memutarkan dari rekaman atau bahan yang telah dipersiapkan kata-kata sesuai/ tidak sesuai dengan tekanannya. Kemudian siswa disuruh menilai benar salahnya.
b)      Siswa diminta member tanda pada suku kata yang ditekan. Tanda-tanda dapat berupa angka atau garis-garis. Caranya yaitu; guru memberikan kalimat-kalimat yang telah diketik atau ditulis di papan tulis dan siswa-siswa disuruh menyalinnya. Kemudian guru membacakan kalimat demi kalimat dan siswa disuruh mambari tanda pada setiap suku kata yang ditekan. Setelah itu maka siswa disuruh untuk menulis hasilnya di papan tulis, apabila ada yang salah maka guru menjelaskan kesalahan tersebut.
3.      Lagu atau Intonasi Kalimat
Intonasi berwujud rangkaian nada dan jeda dalam mengucapkan suatu kalimat. Ada berbagai cara untuk menandai intonasi suatu kalimat. Cara pertama menggunakan garis. Cara kedua dan ketiga menggunakan angka dengan skala yang berbeda.
Cara mengajarkannya:
a)      Intonasi Kalimat berita
Intonasi kalimta berita yaitu normal yaitu jarang sekali mengandung nada yang sangat tinggi. Lagu kalimat berita bervariasi pula, bergantung pada nada dan jedanya. Perubahan nada dan jeda itu mengakibatkan pula perubahan makna kalimat.
b)     Lagu kalimat Tanya
Intonasi kalimat Tanya berupa lagu Tanya pada bagian kahir sebuah kalimat.
c)      Lagu Kalimat Perintah
Lagu kalimat perintah bergantung ada keras atau lemahnya perintah tersebut.
d)     Lagu Kalimat Inverse
Kalimat inverse adalah kalimat berita yang predikatnya mendahukui subjek. Yang tentu intonasinnya berbeda dengan kalimat dengan susunan normal.
B.     Strategi Menyimak untuk Tujuan yang Lebih Umum
Ada beberapa strrategi dalam pembelajaran menyimak yaitu sebagai berikut:
1.      Strategi Menyimak dan Berpikir Langsung MBL / DLTA (Direct Listening Thinking Activities)

Ø  Pra Simak
Persiapan Menyimak :
a.       Pada tahap ini guru memberitahukan judul cerita yang akan disimak, misalnya “Saat Sendirian di Rumah”.
b.      Berdasarkan judul teresbut guru menanyakan kepada siswa misalnya: “Bagaimana seandainya malam hari sendirian di rumah?”
c.       Untuk membangkitkan imajinasi siswa guru bisa menunjukkan gambar rumah yang gelap.
d.      Selanjutnya guru mengajukan pertanyaan Apa kira-kira isi cerita yang akan dibacakan, apa yang kira-kira menarik dari cerita itu, bagaimana seandainya peristiwa itu terjadi pada kalian? Dan sebagainya.
Ø  Saat Simak
Guru Membaca Nyaring
a.       Guru membacakan cerita dengan suara nyaring secara menarik dan hidup
b.      Pada bagian tertentu yang dianggap memiliki hubungan dengan prediksi dan tujuan pembelajaran, guru menghentikan pembacaan dan mengajukan pertanyaan kepada siswa. Misalnya : “Apa kesimpulan yang kalian peroleh, apa yang terjadi kemudian, apa yang terjadi selanjutnya dsb.”
c.       Setelah tanya jawab dianggap cukup, guru melanjutkan membacakan lagi. Dan mengulangi langkah di poin kedua sampai cerita selesai.

Ø  Pasca Simak
Refleksi :
a.       Guru mengakhiri pembacaan cerita
b.      selanjutnya guru meminta siswa untuk mengemukakan kembali isi cerita dan guru meminta pendapat siswa tentang unsur-unsur cerita, misalnya tentang watak tokoh, tentang alur, seting dan sebagainya secara lisan. Kegiatan ini bisa dilakukan dengan menunjuk siswa maju ke depan untuk menceritakan kembali cerita yang telah dibacakan guru secara bergantian
2. Strategi Pertanyaan Jawaban (PJ)
Ø  Pra Simak
a.       Guru mengemukakan judul bahan simakan
b.      Guru mengajukan pertanyaan berkenaan dengan isi simakan yang akan dibicarakan
Ø  Saat Simak
Guru membacakan materi simakan. Pembacaan dapat dilakukan perbagian dengan diselingi pertanyaan atau dibacakan secara keseluruhan secara langsung
Ø  Pasca Simak
a.       Guru membacakan materi simakan. Pembacaan dapat dilakukan perbagian dengan diselingi pertanyaan atau dibacakan secara keseluruhan secara langsung
b.      Setelah materi simakan selesai dibacakan guru memberi kesempatan kepada siswa menanyakan hal-hal yang belum dipahami.
c.       Guru mengadakan tanya-jawab dengan siswa.
d.      Siswa mengemukakan kembali informasi yang telah diperoleh, (bisa secara tertulis atau lisan).
3. Strategi Kegiatan Menyimak Secara Langsung/KML ATAU DLA (Direct Listening Activities)
Ø  Pra Simak
Guru mengemukakan tujuan pembelajaran, membacakan judul teks simakan, bertanya jawab dengan siswa tentang hal-hal yang berkaitan dengan judul bahan simakan sebagai upaya untuk pembangkitan skemata siswa. Selanjutnya guru mengemukakan hal-hal pokok yang perlu dipahami siswa dalam menyimak
Ø  Saat Simak
 Guru meminta siswa mendengarkan materi simakan yang dibacakan oleh guru.
Ø  Pasca Simak
a.       Guru melakukan tanya jawab tentang isi simakan. Pertanyaan tidak selalu harus diikat oleh pertanyaan yang terdapat dalam buku. Guru hendaknya menambahkan pertanyaan yang dikaitkan dengan konteks kehidupan siswa atau masalah lain yang aktual.
b.      Guru memberikan latihan/tugas/kegiatan lain yang berfungsi untuk mengembangkan keterampilan siswa dalam menyimak.
Ada beberapa tujuan-tujuan menyimak yang hendaknya diajarkan untuk membentuk kemampuan, dan keterampilan-keterampilan yang umum dibutuhkan di dalam kehidupan sehari-hari, seperti:
a.       Mengingat item-item yang khusus
b.      Memperbaiki kosa kata
c.       Mengikuti alur buah pikiran/ide-ide dan petunjuk-petunjuk lisan
d.      Menentukan ide utama
e.       Menangkap hubungan dalam konteks lisan
f.       Membedakan ide utama dengan ide penunjang
g.      Memperkirakan kesimpulan-kesimpulan dan mengenali pola pengoraganisasian ide
Teknik-teknik pemebelajaran tersebut inti utamanya berporos pada tujuan pemebelajaran itu sendiri, yaitu apa yang ingin dicapai setelah proses pembelajaran.
C.    Teknik Teknik Pembelajaran Menyimak
1.      Simak ulang ucap
metode simak ulang biasanya digunakan dalam memperkenalkan bunyi bahasa dengan cara mengucapkannya. Guru sebagai model mengucapkan atau memutar rekaman bunyi bahasa tertentu seperti fonem, kata, kalimat, ungkapan, semboyan, kata-kata mutiara dengan pelan-pelan, jelas dan intonasi yang tepat. Siswa meniru ucapan guru.
2.      Identifikasi Kata Kunci
Kalimat yang panjang dapat dicari kalimat intinya. Kalimat inti dibangun oleh beberapa kata kunci yang terdapat dalam kalimat tersebut. Misalnya; guru menyiapkan kalimat panjang, struktur dan pilihan katanya harus sesuai dengan kemampuan siswa. Bahan harus disampaikan secara lisan. Setelah siswa menyimak, siswa harus menentukan beberapa kata kunci yang mewakili pengertian kalimat.
3.      Parafrase
Guru menyiapkan sebuah puisi yang sesuai dengan tingkat kemampuan siswa. Langkah selanjutnya adalah guru membacakan atau memperdengarkan puisi, siswa menyimak. Setelah selesai menyimak, siswa menceritakan kembali isi puisi dengan kata-kata sendiri.
4.      Merangkum
guru menyiapkan bahan simakan yang cukup panjang, materi atau bahan serta bahasa yang disampaikan harus disesuaikan dengan kemampuan siswa. Bahan yang telah dipersiapkan tadi disampaikan secara lisan kepada siswa dan siswa menyimak, setelah itu siswa disuruh untuk merangkum.
5.      Pemberian Petunjuk
Teknik pemberian petunjuk ini dilakukan dengan cara guru memberikan sevuah petunjuk, seperti petunjuk mengerjakan sesuatu, petunjuk mengenai arah atau letak suatu tempat yang memerlukan sejumlah persyaratan. Petunjuk harus jelas, singkat, dan tepat. Pemberi petunjuk ini dapat dilakukan oleh guru kepada murid atau sesama murid.
6.       Bermain Peran
Bermain peran adalah simulasi tingkah laku dari orang yang diperankan. Tujuannya adalah (1) melatih siswa untuk menghadapi situasi yang sebenarnya, (2) melatih praktik berbahasa lisan secara intensif, dan (3) memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan kemampuannya berkomunikasi.
Dalam bermain peran, siswa bertindak, berlaku, dan berbahasa seperti orang yang diperankannya. Dari segi bahasa berarti siswa harus mengenal dan dapat menggunakan ragam-ragam bahasa yang sesuai.
7.       Dramatisasi
Dramatisasi atau bermain drama adalah kegiatan mementaskan lakon atau cerita. Biasanya cerita yang dilakonkan sudah dalam bentuk drama. Guru dan siswa terlebih dahulu harus mempersiapkan naskah atau skenario, perilaku, dan perlengkapan. Bermain drama lebih kompleks daripada bermain peran. Melalui dramatisasi, siswa dilatih untuk mengekspresikan perasaan dan pikirannya dalam bentuk bahasa lisan
8.      Bisik Berantai
Guru membisikkan suatu kalimat kepada siswa pertama. Selanjutnya siswa tersebut membisikkan pada siswa berikutnya, demikian samapi terakhir. Tiba pada siswa terakhir, siswa tersebut harus menyebutkan kata yang dibisikkan tadi dengan suara nyaring. Tugas guru adalah melihat apakah kata tersebut sesuai dengan kata yang dibisikkan sebelumnya.

Daftar Pustaka
Daeng, Kembong, dkk. 2010. Pembelajaran Keterampilan Menyimak. Makassar. Tidak diterbitkan.
Hanston. 2010. Metode Pengajaran Bahasa. http://www.google.com. . Diakses pada tanggal 7 Desember 2010.
Fatoni.2009. Pengertian Strategi Pembelajaran Menyimak—Berbicarahttp://www.google.com. . Diakses pada tanggal 7 Desember 2010.
Nuruddin, Muhammad. 2010. Pengertian Strategi Pembelajaran  SD Menyimak—Berbicara.http://www.google.com. . Diakses pada tanggal 7 Desember 2010.

Catatan untuk Mengingat Masa-masa di bangku kuliah dan terus bergelut dengan tugas yang tak ada habisnya> Entah mengapa aku juga merindukannya sekarang.

0 komentar:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...