Rabu, 20 Juni 2012

Ilalang di Padang Mawar

Malam ini aku akan kembali bercerita tentang todongan kata pada sesungging senyum di bibir pelangi senja. Kenapa malam datang kala rembulan belum siap untuk menyinari dunia dan kala lembayung masih betah di peraduannya. Pekat tak seharusnya datang mengusik jingga di horison barat dunia dan kala cicit burung masih mengalun indah di pohon durian depan rumahmu. Kenapa angin darat telah bertiup  kala aku belum mampu merangkai kata untukmu dan kututipkan padanya. Kuingin mengajakmu menikmati setiap lambaian ilalang yang tertiup angin. Namun imajiku terlampau tinggi, ada kata antara diantara nusa.

Hanya sebuah celotehan tak bermakna yang kutuliskan khusus untukmu yang kuharap dapat menemani kelopak matamu kala pekat malam datang menghampirimu. Kuharap kau mahfum atas semuanya, bacalah celotehan itu sehingga hadirku ada dalam imajimu mendekap erat tubuhmu yang dingin akan sepinya mentari. 

Angguk dua penguasa telah kita taklukkan meski mereka menganggap itu terlalu prematur untuk dapat dikatakan sebuah asterima. Aku memang terkadang terlalu posesif dalam imajiku tentangmu, ketahuilah bahwa angin tak pernah ingin kala ilalang seperti mawar untuk setiap kumbang yang singgah. Aku lebih menyukaimu menjadi ilalang di tengah padang mawar.

Tersadar pada jam kepulangan Cinderella pada dongeng masa lalu, kutupkan imaji tentang dirimu. Mencoba menyelami dirimu pada alam mati suriku. Ketemukan dirimu berbalut aurora kutub dengan selaksa cahaya indah di dirimu. Aku telah salah menpersefsi kau terlalu dangkal, kau adalah lingkaran pelangi tanpa ujung bukanlah lengkungan pelangi.

Kala imaji dan alam mimpi belum mampu menangkap indah sesungguhnya, kutitipkan setitik rindu pada bintang yang beralih. Kutitipkan hangat pada mentari di awal pagi dan kutitipkan sejuk pada angin malam. Tidurlah bersama mimpi indahmu, bersama pekat yang belum mapu kusibak untukmu.

_Aku memang terkadang terlalu posesif dalam imajiku tentangmu, ketahuilah bahwa angin tak pernah ingin kala ilalang seperti mawar untuk setiap kumbang yang singgah_

Sumber Gambar : http://ayipudin.files.wordpress.com/2011/12/ilalang.jpg

4 komentar:

Kata-katanya bagus sahbat. Alangkah baiknya bila sahabat mematenkan nya pada sebuah buku?
zayaps.blogspot.com

Reply Comment

Terima kasih sahabat, kami sedang menyusun antologi puisi dari para blogger di kampus kami, sekarang baru tahap pengumpulan karya sahabat. Thanks sob.

Reply Comment

Terima kasih sob, bahasa dunia, bahasa rasa, bahasa sastra (MIWF, 2012)

Reply Comment
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...